Kantin kampus ini cukup bagus dan rapi. Tidak mewah namun nyaman untuk ditinggali berlama-lama. Desain sederhana dan berbagai macam makanan yang dijual di kantin itu membuat perut Ayka keroncongan hingga mengeluarkan bunyi yang sangat memalukan.
Krrraukkk!
Aduh anjir kenapa harus segede itu sih suaranya?! Rutuk Ayka dalam hati.
“Pffttt,” Rey menahan tawanya sekuat tenaga sambil menunduk.
Saat ini mereka berdua sedang duduk berhadapan di meja kantin. Setelah memesan makanan, mereka hanya berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing. Namun suara biadab dari perut Ayka mencairkan serta menghancurkan suasana.
“Iiii kamu jangan ketawa,” kata Ayka malu-malu sambil memasang wajah sedihnya. “Yang bunyi perut aku, bukan aku....”
Pecahlah tawa Rey seketika. Ucapan Ayka malah membuat Rey semakin ingin tertawa.
“Iiihhh kamu!”
“Apaa?” Rey menjulurkan lidahnya, berniat meledek Ayka.
Ayka hanya mengerucutkan bibirnya sambil memandang sekitarnya.
“Tunggu sebentar, yaa, paling bentar lagi pesanannya jadi,” ujar Rey menenangkan.
Ayka malu. Ia hanya bisa mengangguk dalam dan pipinya jadi memanas.
Keheningan menyelimuti mereka kembali. Tak bisa akrab dengan mudah adalah keahlian Rey, namun keahlian Rey yang itu berpindah menghampiri Ayka. Ayka sama sekali tak bisa mengucapkan sepatah kata apapun setelah perutnya bunyi tadi. Ayka bingung ingin mengajak bicara seperti apa. Setahu Ayka, Rey adalah orang yang sangat anti terhadap wanita. Ia takut salah ucap dan malah membuat Rey jadi malas untuk berbicara dengannya.
Saat Rey sedang fokus melihat ke arah deretan kedai kantin, Ayka memanfaatkan momen ini untuk memerhatikan garis wajah Rey. Wajahnya yang sedang menoleh itu membuat Ayka jadi lebih leluasa untuk memerhatikan bentuk rahang yang sangat bagus itu. Rahangnya saja setampan itu, wajahnya? Tanyakan saja langsung pada Ayka. Ayka mungkin akan senyam-senyum dulu setelah itu baru ia akan memberitahu kalian betapa tampannya seorang Rey.
Terlalu fokus menikmati ciptaan Tuhan yang paling indah ini, Ayka tak sadar bahwa dua orang paruh baya berjalan mendekati meja mereka.