ROLE PLAYER

Nada Lingga Afrili
Chapter #42

41. Kecewa

Sebelum aku menceritakan semua yang kurasakan malam ini, aku akan memberitahu kalian apa saja yang telah kulewati 4 tahun terakhir.

Aku lulus tahun 2023, dua tahun setelah Rey lulus. Nilaiku sangat memuaskan hingga kedua orang tuaku bangga padaku. Aku cumlaude. Setelah itu aku melamar kerja di sebuah perusahaan penerbitan buku terbesar nomor satu di Indonesia. Profesiku adalah editor.

Hidupku semakin berwarna setelah Rey waktu itu datang tiba-tiba ke kampusku untuk merayakan kelulusanku. Ia melakukan hal yang sama dengan apa yang telah kulakukan waktu itu. Sebenarnya aku tidak menyangka ia akan datang, namun tiba-tiba ia menelepon dan bilang bahwa ia ada di depan gerbang kampusku. Langsung saja kusuruh masuk karena aku langsung turun ke bawah dari lantai 4 ke lantai 1 setelah tau Rey ada di kampusku. Aku langsung memeluknya. Hangat, nyaman, dan aku suka dipeluk Rey. Kami berfoto bersama. Banyak sekali gambar yang diambil karena memang aku memintanya seperti itu. Aku ingin lebih banyak foto dengannya ada di dompetku, maka itu aku memintanya berpose aneh-aneh. Namun tetap saja wajahnya tampan bagaikan bidadara surga.

Hari itu aku sangat bahagia! Entah kenapa aku merasa Tuhan memang berencana untuk menyatukanku dengan Rey. Jika itu memang benar terjadi, aku janji pada-Nya akan sering-sering berbakti pada orang tua melebihi kebaktianku pada mereka selama ini.

Setelah pertemuan mengejutkan itu, aku dan dia berpisah lagi karena Rey harus kerja keesokan harinya. Rey langsung memesan tiket travel dari Jakarta ke Bandung. Bunga buket besar yang dia beri padaku juga masih tersimpan rapi di kamarku, walau bunganya sudah layu dan mati semua hehe.

Aku beraktivitas seperti biasa. Datang pagi ke kantor dan menerima begitu banyak naskah yang para penulis kirim lewat email. Mengedit 4 naskah yang sudah diterima dalam sehari-kebiasaan gila-yang sudah dianggap biasa olehku. Minum susu tiap pagi-karena aku tak suka kopi ataupun teh-dan susu itu selalu ada di meja kerjaku. Memastikan PUEBI sudah benar semua dan memastikan tidak ada kalimat yang ambigu ataupun terdengar aneh. Semua itu kulakukan setiap hari. Walaupun melelahkan aku tetap menyukainya karena itu memang cita-citaku sejak lama.

Oh iya, aku juga menulis beberapa buku motivasi dan sebuah novel yang sama sekali belum pernah kuberitahukan pada Rey. Novel itu sangat memalukan jika Rey membacanya karena tokoh utama dalam novel tersebut ialah aku dan Rey.

Untuk judul, aku akan merahasiakannya juga pada kalian karena ini judul yang paling sering kalian sebut dan pikirkan. Cukup tebak saja hehe. Novel itu isinya seperti buku harianku sejak bersama Rey. Aku sangat senang saat naskahku ternyata diterima perusahaanku sendiri! Dan seniorku sendiri yang mengedit naskah tersebut, jadi aku dan dia lebih mudah berkomunikasi untuk membahas bagaimana buku itu akan berhasil nantinya. Dan-lagi-Alhamdulillah naskah tersebut sudah jadi dan naik ke semua toko buku di Indonesia. Untungnya tak ada yang curiga dengan tokoh utama novelku sehingga teman Rey ataupun temanku tak ada yang menyadarinya.

Ya, hidupku begitu. Mendekati kata sempurna. Namun aku tetap menyebut hidupku saat ini sudah sangat sempurna. Memiliki pekerjaan yang sedari dulu kuimpikan, menjadi penulis buku, tidak kekurangan uang, dan dicintai oleh orang yang kucintai. Sampai akhirnya aku sadar bahwa kesempurnaan yang kumiliki ternyata tak akan bertahan lama.

Rey tak dapat merespon dengan baik apa yang kami bicarakan beberapa hari yang lalu. Ia terus berkata "bingung" dan "nggak tau". Dan aku lebih bingung bagaimana aku akan menghadapi semua ini.

Lihat selengkapnya