Lelaki yang hari ini memakai jas hitam gagah serta dasi yang seirama itu berjalan menuju sebuah ruangan. Kakinya terhenti saat sudah sampai di depan ruangan tersebut. Ia membuka pintu tersebut dengan sangat perlahan agar orang-orang yang ada di dalamnya tak menyadari keberadaannya. Ia mengintip dari balik pintu tersebut. Mata lelaki itu menangkap pemandangan indah di dalamnya. Sosok perempuan yang sangat cantik serta sangat dicintainya itu sedang duduk di kursi merah menghadap ke arah cermin. Lelaki itu tersenyum.
Ya, Rey menghampiri Ayka yang sedang didandani di ruang pengantin wanita. Rey mulai masuk ke ruangan tersebut dan berhenti melangkah 3 meter dari tempat Ayka. Melihat pantulan Rey dari cermin, kedua sudut bibir Ayka seketika terangkat. Matanya sedikit menyipit seiring senyuman itu berkembang. Rey membalas senyuman itu dengan hati yang menggebu.
Riasan wajah yang sedang dilakukan memang sudah selesai, hanya tinggal di-touch up saja. Maka itu, Ayka menyuruh dua orang yang sedang mengerjakan dandanan di seluruh tubuhnya agar keluar sebentar dari ruangan. Saat kedua perias tadi sudah keluar, Rey mendekati Ayka lalu berdiri tepat di belakang Ayka.
Tangan Rey meraih kedua sisi bahu Ayka, mengelusnya pelan.
"Udah siap?"
Ayka mengangguk seraya tersenyum. "Udah."
"Kamu cantik hari ini."
"Hari ini aja?"
"Kemarin-kemarin juga cantik, tapi lebih cantik hari ini."
"Besok-besok?"
"Juga. Makin cantik dari hari ini."
Ayka tertawa senang.
Kemudian hening. Jeda tersebut diisi dengan saling tatap lewat pantulan cermin. Itu mengasyikkan, sungguh! Saling melirik, saling menggoda lewat tatapan mata. Saling memberi rasa sayang lewat pantulan cermin. Seperti halnya mereka 5 tahun terakhir. Jatuh cinta lewat layar. Merasa disayang lewat layar. Sakit hati pun lewat layar, walau sakitnya terasa sampai dunia nyata. Namum itulah mereka. Itulah perjalanan mereka. Berawal dari layar, berakhir dengan pertemuan.
Berakhir? Hmm tidak juga.
Setelah puas saling menggoda dan tertawa, Rey meremas lembut bahu Ayka sambil menatap mata Ayka lebih dalam dari pantulan cermin.
"Aku mau tanya satu hal sama kamu sebelum kita terikat dalam sebuah ikatan suci."
"Iya, tanyakan apapun yang mau kamu tau, Rey. Aku akan jawab itu sejujur-jujurnya." Ayka tersenyum.
"Apa cita-cita terbesar kamu selama ini, Ay?"
Berjarak. Berjeda. Ayka tidak langsung menjawabnya.