Tidak ada balasan dari perempuan itu.
Kupikir, dengan didekati langsung seperti itu dia akan luluh. Tapi sepertinya aku sudah salah langkah. Memulai pendekatan dengan cara yang tidak tepat. Sial. Kalau sudah begini, semuanya akan jadi sulit. Yah, memang salahku juga. Terlalu cepat berubah pikiran. Hanya karena melihatnya menguncir rambut saja, masa bisa langsung suka.
Maaf banget. Aku belum seputus asa itu dalam urusan mencari jodoh.
Berhubungan dengan suami orang sama sekali tidak pernah terlintas dalam pikiranku.
Kubaca balasan perempuan itu berulang kali, lalu tertawaa terbahak-bahak.
Dia salah paham rupanya. Seharusnya, aku merasa kesal, tapi balasannya itu justru membuat aku semakin tertarik padanya.
+62080880818283
Itu nomor mantan istriku
Sejak tahun lalu kami sudah resmi berpisah
Sekali lagi tidak ada balasan yang datang. Namun, aku tidak lagi merasa khawatir. Hanya masalah waktu saja dan kami akan menjadi milik satu sama lain. Sekarang, setelah urusan sekolah Paul selesai, aku perlu berangkat ke kantor untuk menyelesaikan urusanku dengan Pak BM yang belum selesai.
**
Ah, gila!
Aku jadi malu setengah mati karena sudah menuduh Ayah Paul yang bukan bukan. Seharusnya aku periksa latar belakangnya, seperti saran Yola kemarin.
Kubuka lagi laptopku untuk memeriksa tangkapan layar yang diam-diam kuambil ketika kelas daring tadi. Wajah lelaki itu ketika tertawa lebar sekali lagi memenuhi layar laptopku. Di kepala, aku memutar gema suara tawanya yang berat dan khas. Mengentak-entak.