Romancheese

Oktabri
Chapter #12

#12

Yola sama sekali tidak merasa bersalah setelah menyebabkan kehebohan tak berdasar. Pagi-pagi sekali, dia membangunkan aku hanya untuk menyampaikan dengan girang bahwa Ndoro Santi seperti kebakaran jenggot. Menanyakan kebenaran dari unggahan Yola, yang mengisyaratkan seolah aku akan menikah dalam waktu dekat.

“Sumpah manusia satu ini, udah kepo kebangetan, terus nggak suka melihat orang lain bahagia. Ada ya manusia macam ini,” cecar Yola.

Aku mengiakan saja dan enggan membahas apa pun yang terjadi pada Ndoro Santi. Aku masih ingin menikmati pagiku yang nyaman tanpa perlu dicemari oleh percikan bisa dari mulutnya.

“Nih, lihat. Dia titip ucapan selamat buat lo,” kata Yola sambil memperlihatkan balasan yang dikirim oleh Ndoro Santi. “Heran gue. Dia kan punya kontak lo, seharusnya nggak sesulit itu untuk bilang selamat langsung ke elo.”

“La, aku mau tanya serius. Menurut kamu, hubunganku sama Roman ini terlalu cepat nggak, sih? Yah, memang dia bilang belum akan melamarku dalam waktu satu atau dua bulan ke depan. Tapi, tetap saja. Kami dekat belum sampai sebulan, tiba-tiba saja sudah ada pembicaraan perihal pernikahan. Sejujurnya ... aku agak takut, La.”

Yola menekuk lutut, lalu memeluk lututnya sendiri. “Lo takut kecewa?”

Aku mengangguk terlalu lekas. Yola tersenyum penuh pemahaman. “Lo berdua udah dewasa. Sudah bukan lagi masanya untuk bermain-main dengan hubungan. Dan seharusnya lo senang dong, ada cowok keren yang suka sama lo dan menunjukkan keseriusannya. Gue perhatikan, lo juga nggak mempermasalahkan statusnya dan juga anaknya. Mungkin dari hal itu, lo jadi punya nilai tambah di mata Roman.”

“Kamu kok kayaknya mendukung Roman banget, sih?” tanyaku penuh selidik.

Yola cekikikan lalu dia mencubit lenganku dengan ekspresi gemas. “Lo itu beruntung, Ches. Semalam, gue ngobrol sebentar sama Roman lewat telepon, untuk diskusi logo produk sama menyepakati harga. Sepanjang waktu, dia selalu menyebut nama lo. Benar-benar kelihatan kalau dia bersyukur bisa memiliki lo sebagai pacarnya saat ini.”

Informasi yang baru saja kudapat dari Yola itu membuat wajahku terasa panas luar biasa. Gerah sekali rasanya mendengar cerita-cerita menyenangkan semacam itu, entah kenapa.

“Pokoknya, kalian berdua beruntung banget bisa menemukan satu sama lain. Dan ini bukan sekadar karena Paul yang bikin ulah. Hanya masalah waktu bagi kalian berdua,” ucap Yola sambil menepuk-nepuk bahuku. “Gue harap bisa dipertemukan dengan cowok jantan macam Roman sesegera mungkin.”

Lihat selengkapnya