Romancheese

Oktabri
Chapter #18

#18

“Hubungi Cheska, minta maaf sekaligus saran dari dia. Yang diperbuat oleh anak lo ini dampaknya besar banget ke karier Cheska. Di mata orangtua dan kepala sekolah, Cheska udah lebih rendah daripada apa pun,” kata Yola.

Aku pun membuka ponsel, mencari kontak Cheska. Namun, panggilan yang kulakukan sama sekali tidak ditanggapi. Aku mengusap wajah keras-keras karena diserang rasa bersalah.

Yola dan Rowan yang sekarang saling menempeli satu sama lain menatapku dengan cemas. Mereka ingin membantu jika aku meminta, tapi sejauh ini aku pikir semua ini adalah kesalahanku—dan Paul—karena itu aku merasa tidak seharusnya aku melibatkan Yola dan Rowan.

Aku tahu Paul tidak menyukai Cheska, sebagai wali kelas dan juga sebagai kekasihku. Namun, tindakannya kali ini sungguh sudah kelewat batas. Belum usai masalah antara aku dan Cheska, Paul pun semakin mempersulit segalanya.

Aku mengesah lalu meninggalkan Yola dan Rowan. Memberi mereka kesempatan untuk berduaan. Sehancur-hancurnya hubunganku dengan perempuan, aku tidak pernah punya keinginan untuk membawa abangku ikut menderita bersamaku. Dia berhak untuk merasa bahagia dan mendekati siapa saja, sekalipun saat ini aku sedang menderita.

Aku masuk kamar dan menemukan Paul yang sedang memutar ulang video marah-marahnya. Dia tampak malu dan rikuh saat menyadari kedatanganku. Aku melempar tubuhku ke atas ranjang untuk duduk di sisinya.

Baik aku ataupun Paul tidak berkomentar apa-apa tentang video yang tengah berputar ulang di layar iPad milik anakku. Kami menontonnya sampai habis, lalu Paul memeluk lenganku.

“Apa yang kamu rasakan sekarang?”

Paul terdiam cukup lama, sampai akhirnya dia menjawab, “Malu, Yah. Menyesal juga.”

Aku tertarik mendengar yang satu itu. “Menyesal kenapa?”

“Bu Cheska pasti kena marah sama Cekgu Besar sekarang,” ungkap Paul.

Cekgu besar? Ah, aku ingat bahwa sebelumnya Paul pernah menggunakan istilah itu untuk menyebut kepala sekolahnya, Bu Santika. Atau Ndoro Santi, kalau kata Cheska.

Lihat selengkapnya