Di hari Senin pagi, kabar duka menyelimuti SMA Nusa Bakti. Diseluruh koridor atau tempat-tempat ramai, siswa-siswi tengah memperbincangkan sebuah topik yang sama. Tentu saja hampir seluruh dari mereka hanya mengetahuinya sebagian kecil. Tidak jarang pula dari mereka melebih-melebihkan berita itu tanpa tahu seluruhnya.
“Tragis banget! Meninggal karena kecelakaan,” Sera yang kebetulan lewat mendengar gumaman mereka.
“Katanya sih korban tabrak lari.” Sebuah suara bernada tinggi menjawab. “Siapa yang menabraknya?”
Sera mengambil langkah besar-besar untuk menuju ke kelasnya. Sebentar lagi ia akan mendapatkan berita itu dari sahabatnya yang kebetulan tukang biang gosip.
Pandangannya tertuju ke arah siswi sedang duduk dengan beberapa orang siswi lainnya. Sera langsung menduduki kursinya bersiap untuk mendengarkan mereka.
“Zora, ada apaan sih?” tanya Sera memulai percakapan.
“Entah, sejak kapan lo kepo sama gosip Sera,” Zora menatap Sera heran, ia sangat kenal kalau sahabatnya itu anti gosip. Sejak kapan Sera pindah haluan?
“Kayak mana gak penasaran coba. Semua murid membicarakan berita yang sama Zora. Tumben amat kamu jadi pendiam gini?
”Biasanya tanpa harus bertanya, mulut Zora sudah kemana-mana menceritakan berita apa saja yang ia dengar. Apa Zora sudah salah makan? Sehingga membuatnya menjadi pendiam.
“Sera, lo gak tau kalo kak Syakira meninggal? Itu lho kakak kelas tiga yang mantan wakil ketua Osis kemarin.” Tiba-tiba Laras nimbrung lalu bercerocos, ia salah satu biang gosip di kelasnya.
“Meninggal kenapa?” Sera semakin penasaran.
“Kecelakaan, katanya sih korban tabrak lari.”
“Kapan?”
“Meninggalnya Sabtu malam, terus dimakamkan kemarin. Lo tahu gak sih Sera, kak Alta yang nemuin kak Syakira yang udah meninggal di mobilnya. Gila tuh ya yang nabrak, gak ada akhlak!” Laras mulai emosi sendiri.
“Udahlah, kak Syakira udah tenang disana. Jangan diomongin lagi, nanti keluarganya tambah sedih,” ujar Sera menasehati.
•••••
Sejak pagi tadi Zora tidak banyak bicara, Sera mulai cemas dengan sahabatnya itu. Mungkin mood- nya sedang tidak bagus hari ini. Biasanya Zora akan berceloteh apalagi tentang gosip hingga telinga Sera capek untuk mendengarnya.
“Zo, kamu sakit ya? Tumben puasa ngomong.”
“Enggak.”
“Badmood?”
“Enggak.”
“Berarti lagi sariawan, ya kan?” Sera menebak alasan lain namun Zora hanya menggeleng.
Kelas Sera sedang jam kosong, tapi Bu Lia memberikan tugas selagi beliau tidak masuk. Tapi tetap saja jam kosong, anak murid tidak mengindahkan perintah, tugas yang diberikan hanya masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Jika guru tidak masuk, tugas bisa dikerjakan dirumah pikir mereka. Sekarang mereka hanya berleha-leha, ada yang ngerumpi, nyanyi-nyanyi, pergi ke kantin, atau ke toilet. Yang jelas mereka bebas dari kewajiban sebagai pelajar setidaknya untuk dua jam kedepan, jadi selama itu tidak disia-siakan oleh mereka.