Tidak terasa Ujian Nasional sudah semakin dekat. Putu belajar dengan giat. Ia belajar bersama Ngurah untuk membahas soal yang belum ia mengerti. Namun kebiasaan Putu yang tidak bisa ditinggalkan dari dulu adalah ketika baru belajar sebentar sudah mengambil gitar dan bernyanyi. Apalagi jika belajar di rumah Ngurah, pasti materi pelajaran ditinggalkan yang dicari adalah materi mengenai chord gitar atau teknik gitar.
Tiga hari lagi Putu bersama teman-temannya akan mengikuti ujian, ia mulai rajin sembahyang di Merajan, doanya hanya satu, lulus dengan memuaskan. Menjelang ujian Putu pun menjadi lemas, makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak. Ia memikirkan soal yang muncul pada saat ujian.
Hari sabtu Putu belajar di rumah sendiri. Ia berencana akan melakukan evaluasi sendiri, menguji ingatannya dengan membuat pertanyaan sendiri. Dari jendela terlihat Putu seperti orang yang berdoa, mata dipejamkan, tangan berada disamping pinggul dan penuh konsentrasi.
Ibunya yang melihat mengira Putu sedang berdoa, sedangkan ayah mengira Putu bermeditasi. Tiga jam Putu tidak keluar kamar hanya belajar dan belajar. Terdengar suara “ting ting ting” bakso langganan Putu datang.
Terlihat dari jendela ayah membeli bakso Mas Slamet. Putu semakin tidak berkonsentrasi dibuatnya. Putu keluar kamar membeli bakso dan duduk di pelataran rumahnya. Betapa enaknya bakso buatan Mas Slamet dinikmati masih hangat.
“Seperti biasa mas, kasi telur dan ceker ayam dan kuah yang banyak mas” kata Putu
“Enah tu, adi tumben ngenah? Seng melali muleh ne Ngurah? Tanya Mas Slamet dengan berbahasa Bali
“lagi bentar masih belajar mas” jawab Putu
Mas Slamet dari Jawa Timur dan sudah merantau sekitar 10 tahun di Bali. Ia sudah bisa berbahasa Bali tapi masih belum lancar. Tidak heran pelanggannya sering bercanda dengan mengejek bahasa Bali Mas Slamet. Namun mas Slamet tidak pernah marah dengan guyonan pelanggannya. Sosok Mas Slamet adalah pekerja keras.
Ia sampai bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang kuliah karena menjual bakso. Anak pertaman telah lulus di salah satu universitas di Jawa Timur dan anak kedua masih kuliah mengambil jurusan ekonomi di kampus yang sama. Bisnis bakso ini berjalan lancar dan stabil sampai saat ini.
Dendi memanggil Putu, diajaknya untuk ke rumahnya. Pasti akan membicarakan tentang musik lagi.
“Den, dimana kau mendapatkan barang secantik ini?” tanya Putu
“Gitar ini adalah gitar kesayangan bapakku. Gitar yang paling bagus dizamannya.” Jawab Dendi