Romantic Destination (Found You)

Alita
Chapter #3

Dua Dara

Colour my world

Draw on my heart

Take a picture of what you think love

Look like in your imagination

Write on my soul

Everything you know

Use every word you’ve ever heard

To colour my world

Terdengar melodi Colour My World dari boyband asal Irlandia, Westlife, didengungkan oleh dua gadis di dalam kamar. Mereka tampak menikmatinya ditemani puding cokelat karamel tanpa pemanis buatan sebagai pelengkap hari libur. Rutinitas sebagai mahasiswi maupun pekerja part time tidak membuat keduanya merasa jenuh.

“Kau tidak ingin memberikan kado di hari ulang tahunku, Dir? Bukankah tabunganmu sudah berlimpah?” tanya Grace sembari memasukkan potongan terakhir pudingnya.

“Kenapa harus?” Dira balik bertanya sembari sibuk merapikan pakaian di lemari, tidak mengacuhkan Grace yang memelototinya. “Memangnya, setiap lelaki yang mengaku datang ke restoran untuk bertemu denganmu tidak ada yang memberimu hadiah?”

“Jangan lupa, aku tidak suka hadiah rayuan gombal. Jadi kau tidak perlu memberikan pertanyaan itu,” kata Grace cemberut memasang kembali earphone-nya.

“Aku suka melakukannya,” timpal Dira. “Ya, ampun, Grace... kau juga tidak perlu memasang ekspresi seperti itu!”

Grace memalingkan wajah lalu menunggu sahabatnya itu berbalik menghadapnya. “Lihatlah, Dira! Hadiahnya sudah kudapatkan,” sambar Grace menimpuk Dira dengan bantal guling.

“Grace...!” jerit Dira memungut kembali bantal itu dan mengayunkannya ke arah Grace.

“Sudah tiga tahun, ya?” tanya Grace tiba-tiba sambil mengetuk-ngetuk cangkir berisi teh hijau.

"Benar, tiga tahun. Itu sangat cepat," jawab Dira duduk meletakkan buku di meja nakas.

"Apa kau tahu, Dir? Mungkin saja kalau kau adalah lelaki aku akan jatuh cinta padamu saat kali pertama aku di vila ini," ujar Grace menatap Dira.

Dira membalas pandangan sahabatnya itu dengan skeptis. "Oh, jangan katakan itu, Grace. Aku masih normal, hah!"

Grace memberengut, lalu mereka berdua tertawa mengetahui isi pikiran masing-masing mengingat pertemuan sederhana penuh kesan itu.

***

Petualangan Dira dimulai dengan menawarkan diri mengantar pesanan dari restoran yang dikelola Bu Nyoman di kawasan dekat bandara, sehingga dia bisa merasa puas berjalan-jalan. Setelah urusan selesai memotret dia lupa waktu. Lagi-lagi dia harus mendesah berat mendapati mesin sepeda motor tidak berfungsi dengan normal dan akhirnya mogok. Tanpa disangka bantuan datang dari salah satu petugas bandara yang bersedia mengurus motor itu begitu dia menyebutkan nama Pak Made.

Perjalanan melelahkan menuju Indonesia otomatis membuat gadis bernama Grace itu sangat sensitif. Usai ke luar dari Bandara Ngurah Rai, untuk menyeret koper saja dia butuh tenaga ekstra. Sekilas matanya terarah pada gadis berhijab sedang mendorong sepeda motor. Dia pun berlalu mencari taksi, namun si sopir malah mengomelinya tidak jelas hanya karena dia ingin berkeliling Bali.

“Ada apa ya, Pak?” tanya Dira pada sopir taksi. Dia tidak memedulikan tatapan curiga gadis di sampingnya. Rasa penasaranlah yang membuat Dira memutuskan mendekati mereka usai ke telepon umum untuk menghubungi Pak Made.

Si sopir menggerutu tidak jelas, namun sepintas Dira bisa menangkap isi kalimat yang diucapkannya. Dia pun berkomentar lembut, “Menawi tujuannya pertela, Bapak kresa ndhereknenipun?" Kalau tujuannya jelas Bapak mau mengantarnya?

Mata pria paruh baya itu terbelalak menatap gadis berkerudung tersebut membalas dengan bahasa yang sama. Ya, Dalam keluarga kecilnya, sang ayah lebih sering berkomunikasi memakai bahasa Indonesia. Namun bukan berarti melupakan tradisi. Jika bersosialisasi atau berkumpul bersama keluarga besar, beliau selalu menekankan anak-anaknya untuk berbahasa daerah. Begitu mengetahui bahwa Dira berasal dari daerah yang sama, maka pria bernama Pak Joko itu dengan senang hati mengantar mereka. Di tengah obrolan dia melihat gadis di sampingnya meringis memegangi perut.

“Kau ingin kita berhenti mencari tempat makan?” tanya Dira.

Grace tidak memberi jawaban. Dia mengarahkan pandangannya ke kaca jendela. “Apa perlu kita ke rumah sakit?” tanya Dira lagi.

Lihat selengkapnya