Romantic Destination (I Still Love You) Part 2

Alita
Chapter #24

You're My Love

Special thanks to-

"Cut!"

Tulisan di layar LED besar di depan langsung menghilang. Bukan terpotong ke adegan berikutnya, melainkan layar tersebut padam total ketika kalimat itu keluar dari bibirnya. Tanpa melihat pun, dia tahu bahwa wanita di sebelahnya sedang melayangkan tatapan tajam. Wajah kekesalan turut menyertai.

"Cut? Apa yang membuatmu melakukannya, Mr. Claude? Film itu belum benar-benar habis, kenapa memadamkannya?"

"Tidak ada adegan lagi, lalu apa salahnya jika kita menyudahinya saja?"

"Tahukah jika film yang baru saja kita lihat, di dalamnya melibatkan banyak orang? Tanpa orang-orang yang berada di balik layar, film ini dan film lainnya tidak akan ada. Dan dengan mengatakan hal itu, kau sama saja tidak menghargai kerja keras mereka."

"Ya, baiklah, aku menyerah," ucapnya dengan mengangkat kedua tangan ke atas. "Kalau begitu, kau bisa berhenti marah padaku, bukan?"

Dengusan kecil terlontar dari bibir wanita itu, lalu menatap lurus ke layar. "Akhir film seperti apa yang ingin kau lihat, Brian? Apa itu akhir yang bahagia, akhir yang sedih atau tanpa menghasilkan akhir cerita?"

"Entahlah. Bagaimana denganmu?"

"Tentu saja semua manusia di dunia ini menginginkan akhir bahagia tanpa ada rasa sedih di dalamnya. Namun, bukankah setidaknya satu kali dalam hidupmu kita perlu mencicipi kesedihan? Agar kita mengerti cara menemukan kebahagiaan dalam diri kita sendiri. Itu sebabnya, aku memilih tanpa menghasilkan cerita. Meskipun lelah, tidak tahu akhir seperti apa yang menunggu kita di depan, aku ingin meniti dan mempersiapkan diriku menerimanya untuk tetap berdiri dengan tegak."

"Jawabanmu yang sulit ditebak dan diluar prediksiku itu, membuatku merasa jauh di belakangmu," sahutnya tersenyum. "Kau dan ideologimu memberiku keyakinan bahwa menjadikanmu istriku, berada di sisiku, adalah hal yang tepat kulakukan. Untuk itu, selama menyandang status sebagai Mrs. Claude, biarkan aku memanjakanmu."

"Memanjakanku? Dengan cara?"

Dia bertanya balik, "Bukankah kau mengatakan tempat ini sudah disewakan untuk semalam dan kita bebas melakukan apa saja?" 

"Benar. Apa itu tadi bagian dari rencanamu?"

"Tidak semua. Aku ingin melakukan hal lain denganmu," jawabnya tersenyum jahil. 

"Apa?"

Melihat bola mata wanita di depannya itu membesar dengan raut wajah panik justru membuatnya terkekeh. "Hm, apa yang sedang ada dalam pikiranmu, Honey? Kenapa istriku sendiri berpikir aku pria mesum? Padahal aku hanya pria berkelas yang jatuh hati padamu, Indi. Itulah hal yang tidak bisa kubantah."

Kedipan mata darinya membuat Indira tersipu. "Sekarang ikut denganku. Perlukah kugendong?"

"Berhenti menggangguku, Mr. Claudy!" seru Dira.

Indira mengikutinya di belakang menuruni setiap undakan tangga hingga ke panggung tepat layar bioskop terpajang. Ketika Dira berdiri di depannya, dia pun merendahkan tubuh, lalu menekuk kaki kiri seraya mengulurkan tangan kanannya dan berkata, "Berdansalah denganku, Indi."

"Eh, berdansa? Di sini?" tanya Dira bingung. "Tidak. Aku tidak bisa melakukan hal yang seperti itu."

"Apa yang paling menarik dari sebuah tarian, Indi? Teknik menari atau si penari?" tanya Brian. "Teknik menari menjadi nomor kesekian karena penyampaian isi cerita yang dilakukan si penari mampu dirasakan penonton. Tanpa itu, sentuhan teknik dari si penari hanya akan berupa sebuah gerakan yang berasal dari entakan kaki beradu pada lantai maupun panggung."

Dira terdiam lama. Sepuluh menit berlalu. Gurat senyum menyambangi bibirnya. "Mengapa sisi maskulinmu bercampur dengan logika filsafat itu, Brian? Dan mengapa sisi itu lagi-lagi menggoyahkan hatiku?"

"Lalu, artinya?" tanya Brian.

"Ajari aku agar tidak menginjak sepatu yang di dalamnya ada kakimu itu," jawab Dira. "Dan terutama, bantu aku menyampaikan isi hatiku, bagaimana, setuju?"

"Tentu, dengan senang hati," kata Brian meraih tangan Dira yang terulur padanya. "Bisa kita mulai?"

Bersamaan dengan anggukan kepala Dira, lampu ruangan itu padam dan berganti dengan lampu sorot yang menyinari mereka berdiri.

For the rest of my life

I'll be with you

Lihat selengkapnya