Romantic Destination (I Still Love You) Part 2

Alita
Chapter #30

Distance (2)

“Kau terlihat sangat cantik. Dengan gaun yang kau kenakan, menyempurnakan penampilanmu,” puji Haruka pada Yasmine yang berdiri di depannya.

Yasmine bersungut. “Kenapa kau mengambil kata-kataku? Ayolah, kau lebih cantik dariku."

Haruka menggeleng. "Aku harus mengakuinya kau memang memiliki aura bintang, Yasmine. Sejak dulu, bahkan sekarang pun begitu."

"Sudah cukup. Ini hari bahagiamu," kilah Yasmine.

"Kau masih tidak menyadarinya? Lihatlah, kau membuat para tamu wanita di sini iri," Haruka bersikeras. "Syukurlah kau datang bersama suamimu. Jika tidak, para laki-laki di sini akan berusaha menggodamu. Lalu, kenapa putramu tidak ikut?”

“Starr lebih menyukai menikmati keik buatan Grace.”

“Ah ya, saudari kembarmu," kata Haruka mengingatnya. “Kau juga bercerita saudarimu itu menikah dengan adik dari temannya, kan? Apakah temannya itu juga menetap di sini?"

"Benar. Mereka sudah lebih dulu menetap di sini," jawab Yasmine.

"Mungkinkah temannya itu menikah dengan pria di negara ini dan akhirnya membuat mereka tinggal bersama?" tebak Haruka. "Pasti Starr sangat senang bisa berkumpul dengan para sepupunya."

Yasmine tersenyum. Namun, Haruka tidak menyadari ketegangan dibalik senyuman yang ditampilkan oleh Yasmine. Obrolan mereka terhenti ketika Haruka mendapat panggilan dari suaminya untuk menyapa para tamu.

"Setelah mengobrol denganmu, aku lupa bahwa akulah tuan rumahnya," ujar Haruka tertawa. "Nikmatilah waktumu dan kau tidak boleh pergi begitu saja."

Sepeninggal Haruka, Yasmine mengamati sekeliling. Dia tidak menemukan Brian. Usai memberi ucapan selamat pada Haruka, Brian pergi karena mendapat telepon. Dia berjalan ke lobi hotel dan duduk di sofa samping meja resepsionis. Dia mengeluarkan ponselnya dari tas tangan, ingin menelepon Grace untuk bertanya apa Starr sudah tidur. Sejenak dia mengerutkan kening. Grace lebih dulu melakukan panggilan video.

Wajah Starr langsung muncul di layar. "Jadi kamu belum tidur, ya?"

Starr menggeleng. "Tunggu Mama."

"Kamu ingin melanggar janji? Bukankah tadi kamu bilang akan tidur cepat walaupun Mama tidak menemanimu tidur?"

Grace berkata di samping Starr, "Kamu dengar, kan? Sekarang karena sudah melihat mamamu, ucapkan selamat tidur."

Yasmine melihat ekspresi Starr yang masih belum ingin beranjak. "Bukankah kita besok akan ke sekolah, Ef? Bagaimana kalau kamu telat bangun?"

Starr mengerjap. "Kamu mau ikut, kan?" tanya Yasmine lagi.

"Iya," balas Starr. "See you and love you."

"Love you, Honey," sahut Yasmine.

"Sepertinya gaunmu berbeda dari yang sebelumnya kau kenakan, Yas. Apa itu benar?" tanya Grace memperhatikan dengan saksama.

"Ya. Gaunku kena noda keik. Sepertinya saat tadi aku membersihkannya di lantai."

"Kebetulan sekali."

"Kebetulan apa?" tanya Yasmine.

"Kebetulan yang baik. Bukankah secara tidak langsung Brian memberikan hadiah di hari ulang tahunmu? Apalagi gaun itu sangat cocok denganmu."

"Kau juga sebaiknya tidur. Sebentar lagi kami akan pulang," ujar Yasmine.

"Jika besok kau telat, aku akan membawa Starr. Gunakan waktumu sebaik mungkin. Kalau perlu menginaplah di sana."

Grace segera mengakhiri panggilan setelah menuntaskan kalimat penutupnya sebelum dia sempat menyahut. "Itu memang benar-benar kebetulan, Grace," desahnya.

Yasmine memasukkan ponsel ke tasnya. Dia melangkah kembali ke tempat acara. Netranya mencari Brian untuk berpamitan pada Haruka. Di sekitarnya, alunan musik mengiringi para tamu yang tengah berdansa.

"Apa kau sedang mencari seseorang?" tanya pria yang berada di dekatnya. "Atau mungkin kau memang datang seorang diri?"

Yasmine menatap pria berperawakan tinggi. Berkumis tipis. Mengenakan tuksedo biru tua. Pria itu memiliki iris mata cokelat dan memandanginya dengan penuh perhatian lewat senyum dibalik gelas wine yang sedang disesapnya.

"Aku tidak datang sendiri dan sedang mencarinya," ujar Yasmine. "Kalau begitu, aku permisi. Nikmati waktu Anda."

Lihat selengkapnya