"Apa namamu, Starry?" tanya pria berkemeja hitam lengan pendek yang duduk di depan Starr.
Starr memberi anggukan. "Nama Paman siapa?" tanya Starr selagi menyendok es krimnya.
"Panggil saja Paman Ken," jawab Kenichi.
"Paman Ken," ucap Starr mengulanginya.
Kenichi tersenyum. Dia tengah duduk berdua dengan Starry Claude di restoran taman sementara menunggu Yasmine membeli tisu.
"Katakan pada Mama kalau kamu ingin ke toilet," ujar Yasmine duduk kembali ke kursinya selagi menyeka mulut Starr dengan tisu. "Bagaimana kamu menghabiskannya begitu cepat, Sayang? Tidak ada yang mengalahkanmu soal es krim."
"Bukankah kau juga seperti itu jika menikmati es krim? Sepertinya Starr lebih pintar darimu bagaimana memakannya dengan benar tanpa belepotan," kata Ken.
"Aku tidak begitu," balas Yasmine. "Setidaknya jika bukan karena kau memasukkan saus cabai ke es krim milikku."
"Kau tahu, Starr, mamamu sampai menangis sewaktu memakannya," ujar Ken.
"Mama nangis?" Starr menoleh ke arah Ken.
Yasmine mendengus. "Hentikan, Ken. Jangan pengaruhi dia dengan leluconmu itu."
Kenichi tertawa kecil. Dia membantu Yasmine mengambil gelas minuman Starr. Mereka berdua kembali terdiam. Hanya memperhatikan Starr menyusun kepingan puzzle mobil di meja. Janji temu yang mereka buat berawal dari pesan yang dikirim Kenichi dua hari lalu.
Bisakah kita bertemu, Yas? Walaupun hanya lima menit, tidak apa. Apa itu mungkin?
Yasmine belum membalasnya. Dia masih tidak percaya melihat Ken. Pria itu pergi lebih dulu setelah dokter selesai memeriksanya. Saat Sara menegur, barulah dia tersadar dari lamunannya.
"Jika wajahnya sampai sepanik itu, dia pasti sangat mengenalmu. Kau juga mengenalnya, bukan? Sepertinya aku tadi mendengarmu, memanggilnya dengan, 'Ken'."
"Bisakah kau tidak memberitahukan kejadian ini pada Grace?"
"Bagian mana yang harus kurahasiakan? Antara kehamilanmu atau pria tadi?" tanya Sara.
"Keduanya," sahut Yasmine.
"Kau sangat suka bermain rahasia, ya," gumam Sara. "Untuk merahasiakan pria tadi, baik, aku akan melakukannya. Namun, tentang kehamilanmu, bagaimana mungkin? Setidaknya beritahu Grace. Kau membuatku merasa bersalah mengajakmu sampai kelelahan begini karena ketidaktahuanku."
"Untuk hal pertama, aku akan memberitahukannya, tetapi simpan pertemuan kita dengan pria tadi," sahut Yasmine.
Malam harinya, Kenichi mengirim pesan. Dia yakin pria itu pasti mendapatkan nomornya dari Sara. Dia menimbang. Mengabaikan atau membalas. Jika ingin keluar pun, dia harus mencari alasan. Terutama jika membawa Starr bersamanya. Brian tidak semudah itu mengizinkannya pergi. Di tengah kebimbangan tersebut, Sara mengirim pesan.
Untuk menghilangkan stres, apa kau ingin datang ke klinik kecantikan Claire? Aku dapat voucher darinya.
Klinik kecantikan itu milik putri Mrs. Tyler. Dan juga teman kampus Sara. Tawaran itu diterima oleh Yasmine. Akhirnya semalam dia mengirimkan pesan balasan pada Kenichi.
Aku akan mengirimkan lokasinya padamu.
Adanya Starr di tengah mereka setidaknya menekan kecanggungan yang tercipta.
"Apa kram di perutmu sudah benar-benar membaik?" tanya Ken.
"Ya, sudah," jawab Yasmine. "Terima kasih atas bantuanmu kemarin."
"Aku merasa senang karena kali ini akulah yang menolongmu."
Yasmine mengangkat alisnya dan bertanya, "Bagaimana dengan cedera bahumu?"
"Sudah sembuh."
"Sungguh sudah sembuh?"
"Ya, sepenuhnya," terang Ken. Dia melirik Yasmine seolah meragukan jawabannya. "Aku tidak berbohong."