Belum terlalu siang, masih jam 10.40, masih ada beberapa mata kuliah lagi yang harus Asri ikuti hari ini, tapi ia sudah keluar dari kampus. Pagi tadi, saat ia hendak pergi ke kampus, Tondo menelpon dan berjanji: jam 10. 45 akan menjemput Asri untuk bertandang ke apartemennya. Maka dengan sengaja kali ini Asri tidak mengikuti mata kuliah yang tersisa. Ia ingin membuktikan kebenaran ucapan Tondo. Kalau ucapan Tondo benar bahwa ia belum beristri dan punya apartemen, maka bunga cintanya pada Tondo yang mulai mekar harus dipupuk, biar mekarnya bunga cinta itu semakin indah. Tapi kalau Tondo bohong, ia sudah punya istri dan tidak punya apartemen, maka cepat katakan : Goodbye Tondo....kau ternyata lelaki gombal...
Dan ketika langkah Asri baru menjejak di halte depan kampusnya, tiba-tiba sebuah Pajero Sport warna merah marun berhenti dan langsung terdengar bunyi klaksonnya. Asri sedikit tersentak dan dengan sedikit marah ia melihat ke arah Pajero Sport itu. Ketika tahu siapa pengemudinya, rasa marahnya langsung hilang, berganti dengan senyum ceria. Dan ia langsung yakin, kalau Tondo bukan lelaki gombal. Maka senandung cinta yang merdu berdendang di hati Asri.
Tondo turun dari Pajero Sport, kemudian membuka pintu depan mobil mewah itu. “Silakan masuk, Asri,” ucapnya ramah.
“Ah, nggak usah berlebihan, Oom,” sedikit malu-malu Asri masuk ke dalam Pajero Sport.
“Pelayanan untuk calon Permaisuri mesti istimewa, dong,” canda Tondo sambil menutup pintu. Lalu ia masuk dari pintu yang lain dan duduk di belakang kemudi.
“Mau ke mana ni, kita?” tanya Tondo sambil melajukan Pajero Sport.
“Lho, katanya mau ke apartemennya Oom,” Asri sedikit memberengut, merasa dipermainkan.
“Maksud saya, mau langsung ke apartemen, atau jalan-jalan dulu ke mal?”
“Langsung ke apartemen aja, Oom,” putus Asri.