Malam Minggu kali ini pasien yang datang ke tempat praktek pribadi Riko cukup banyak. Tapi untunglah jam 8 semua pasien sudah habis dilayani. Dan setelah urusan praktek beres, segera Riko berdandan rapi, lalu dengan Ayla warna merah kesayangannya, ia meluncur ke rumah Asri.
Dalam perjalan Riko mereka-reka, skenario yang bakal terjadi saat ia tiba rumah Asri nanti. Pasti Asri akan menyambutku dengan sikap marah, batinnya. Bila itu yang terjadi, aku harus bersikap serileks mungkin. Mula-mula akan kurayu dia dengan menyanyikan lagu Janji Sucinya Yovie & Nuno. Kalau hal ini belum juga meredakan rasa marahnya, baru akan kuterangkan: beginilah risiko punya pacar seorang dokter. Kalau mau apel, mesti setelah semua pasien selesai ditangani. Bila keterangan seperti ini tidak juga meredakan marahnya? Wah, harus kembali dipertimbangkan masak-masak, apakah Asri bakal bisa jadi istriku yang baik kelak??
Ketika Ayla yang dikemudikan Riko sampai di depan rumah Asri, tiba-tiba Riko disergap rasa tidak enak. Ia mendapat firasat buruk, saat melihat sebuah Pajero Sport warna merah marun terparkir di depan rumah Asri itu. Perlahan-lahan Riko memarkir Aylanya di belakang Pajero Sport. Setelah keluar dari mobil, perlahan-lahan pula ia melangkah masuk ke halaman rumah Asri yang cukup luas, karena pintu pagarnya telah terbuka lebar. Tapi, begitu hampir sampai teras depan, langkah Riko langsung terhenti; ia melihat Asri tengah berciuman mesra dengan seorang lelaki!