Hari masih pagi, belum lagi jam 10 dan Rian sedang melaju di jalanan dengan mobil sedannya menuju ke rumah nara sumber—untuk wawancara dengan Zaini Zarkoni penyanyi lagu-lagu religi yang sedang naik daun—ketika HPnya berbunyi, tanda WA masuk. Rain mengambil HP yang ia letakkan di dashboard, ternyata WA dari anaknya, Dino. Ada apa pagi-pagi gini Dino kirim WA? Rian penasaran dan segera membaca WA dari anaknya itu:
“Ayah, aku diantar pulang ke rumah oleh Bu Sizi, wali kelasku. Aku sakit.”
Sakit? batin Rian cemas. Sakit apa anak ini? Pagi tadi, waktu kuantar ke sekolah, nampak sehat-sehat saja. Sambil mengemudikan mobil sedan , Rian mengontak HPnya Dino, lalu menanyakan: Sekarang Dino ada di mana dan apa sakitnya Dino? Dan Dino menjelaskan: ia sekarang sudah ada di rumah, sedang berbaring di tempat tidur, karena suhu badannya tinggi.
“Kalau gitu kamu terus tiduran aja di kamar,” nasehat Rian kemudian. “Nanti setelah selesai wawancara dengan nara sumber, Ayah segera pulang.”
“Baik, Yah,” ucap Dino mengakhiri kontak itu.
***
Sebagai wartawan yang sudah profesional, walau hatinya sedang galau, sangat galau, Rian dapat menguasai diri. Dan Wawancara dengan Zaini Zarkoni berjalan dengan baik dan lancar. Usai wawancara Rian tidak datang ke kantor redaksi tempatnya bekerja, tapi ia langsung tancap gas sedannya, pulang ke rumah.
Ketika sampai rumah, Rian mendapati anaknya terbaring lemah di tempat tidur dan sesekali terdengar ia mengerang. Rian meletakkan punggung tangan kanannya di kening Dino. Dan Rian kembali disergap rasa cemas.
“Ya ampun Dino, suhu badanmu panas sekali,” ucapnya risau. “Ayo kita ke dokter.”
Rian membopong Dino ke dalam mobil sedan, lalu melajukan mobilnya ke rumah sakit yang paling dekat dengan rumah kontrakannya, Rumah Sakir Xidyka. Sampai di Rumah Sakit Xidyka, kebetulan pasiennya pasien yang berobat tidak terlalu banyak, sehingga tidak lama mengantri Dino pun segera diperiksa oleh dokter yang sedang berdinas.
Setelah agak lama memeriksa Dino dengan cermat, sang dokter bertanya pada Rian: “Anda Ayahnya?”
“Iya, Dok,” angguk Rian.
“Mana Ibunya?” tanya dokter lagi.
Rian menjelaskan kalau istrinya sudah meninggal karena sakit. Dan sang dokter terus mengejar: meninggalnya karena sakit apa? Rian menerangkan: karena AIDS. Kemudian sang dokter menanyakan lebih detail sehubungan penyakit AIDS yang diderita istri Rian. Karena hal ini sangat berkaitan erat dengan sakit yang sedang diderita Dino saat ini. Dan demi kesembuhan sang anak tercinta, Rian pun menjekaskan dengan detail liku-liku kehidupan almarhumah istrinya, hingga bisa terkena AIDS.
Usai mendengar penjelasan Rian sang dokter menangguk-angguk.
“Begini saudara Rian,” ucap dokter kemudian. “Setelah saya periksa dengan cermat tadi, saya mendiagnosa, anak Anda terkena tipus. Tapi setelah mendengar keterangan dari Anda, bahwa Ibunya meninggal karena AIDS, kemungkinan bisa juga anak Anda ini terkena AIDS.”
Mendengar penjelasan dari sang dokter, terhenyak Rian di tempat duduknya. Ya Allah, haruskah aku kembali kehilangan orang yang aku sayangi? batinnya ngilu. Wajahnya tampak pias.