Romantisme Diary yang Hilang

Fia Shofia
Chapter #16

Bimbang

Gue melamun masih kepikiran kejadian di hari Minggu kemarin. Enggak nyangka aja tiba-tiba Fajar bisa begitu. Intan berbisik di telinga gue takut guru matematika yang sedang nerangin rumus di depan kelas sadar kalau ada satu murid yang enggak fokus.

“Sya, hey sadar… lo gak kesambet kan?”

“Sialan lo, iya enggaklah!” Gue nengok ke Intan dengan sinis. Tentu gue bicara dengan nada rendah takut guru mendengar.

Bu Indri, guru matematika gue masih saja asik nerangin rumus matematika yang gue rasa hanya dua atau tiga anak yang paham, selebihnya pasti sudah malas mendengarkan. Pelajaran matematika memang menjadi sesuatu yang kurang menarik bagi anak-anak, entah karena cara mengajar gurunya atau karena warisan turun temurun. Matematika dianggap pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian banyak orang. Perihal angka memang terkadang membuat kepala pusing.

Gue melirik Fajar di bangkunya, dia fokus mendengarkan apa yang sedang guru jelaskan. Gue udah gak memperhatikan lagi pelajaran yang berlangsung. Virus malas sedang menggrogoti tubuh gue. Lihatlah cowok manis dan penuh pesona itu sedang serius. Sayang banget kalau gue sia-siain. Eh tapi kan belum tentu dia mau sama gue. Enggak jelas gini deh jadinya. Fajar melirik gue, cepat-cepat gue memalingkan muka. Takut ketahuan kalau gue diam-diam melihat dia.

Akhirnya jam mata pelajaran usai. Rasanya hari ini gue bosan banget mau ke kantin malas. Akhirnya gue hanya duduk di bangku tempat gur bertempur dengan segala rutinitas sekolah.

“Lo enggak ke kantin?” Intan basa-basi bertanya.

“Enggak, gue lagi males banget. Lo aja deh ya, gue nitip.” Gue nyengir.

Lihat selengkapnya