romantisme pergerakan

Oleh: Didin Emfahrudin

Blurb

Pijar mengalami kejenuhan hidup di ibukota. Bahkan ia sempat terpantik mengakhiri hidupnya saja. Musabab tak ada lagi, motivasinya mengejar dunia ini, untuk apa. Ia kesepian di sana. Ayah dan ibunya telah dipanggil Tuhan. Percintaannya carut marut. Studi sarjananya tak pernah selesai dan memiliki ijazah. Karirnya runyam. Namun sebagai seorang mantan aktivis pergerakan mahasiswa, Pijar sesungguhnya masih bisa memanfaatkan jejaring organisasinya. Jika ia mau bekerja di lingkar kekuasaan negara. Namun itulah pilihan hidup Pijar. Dengan belum menyandang gelar sebagai seorang pemuda rantau yang sukses. Ia nekat pulang kembali ke tanah asal.

Pijar siap berhijrah. Hijrah dari dunia lamanya. Ia pun berangkat menuju kota Batu. Di sebuah dusun mungil yang terletak di kota lereng pegunungan, Pijar dulu dilahirkan. Namun kini tak ada orangtua Pijar yang membantunya disana. Di kawasan paling dingin di timur pulau Jawa itu, ia hanya di sambut Kakek dan Neneknya yang telah renta. Apa sesungguhnya yang dicari Pijar di sana. Bukankah di ibukota, ia lebih mudah mendapatkan segalanya. Namun dalam perjalananya mencerai kota megapolitan. Pijar diperjumpakan dengan banyak hal. Baru dan unik.

Pijar bukan hanya merasai ia pulang ke tanah asal. Ia rasakan di kota asalnya, Pijar kembali menemukan jati diri. Motivasi bergerak kembali. Menata hidupnya lagi. Ia menemukan sahabat, guru dan cinta. Pijar berjumpa dengan harapan. Namun, ia tak lantas kemudian mudah berhidup seperti kebanyakan orang. Lika-liku ujian datang silih berganti. Pijar pun dihadapkan dengan konflik yang tak ia duga-duga. Bahwa kesalahan masa lalunya di ibukota, masih menghantuinya tatkala hidup di desa. Bagaimanakah Pijar akan melaluinya. Siapakah orang-orang terkasih yang menemani perjuangan barunya. Ragam kisah yang haru biru dan heroik. Akhirnya mengantarkan Pijar, pada pergerakan manusia yang tak pernah usai. Jika ia memang masih ingin memperjuangkan idealismenya di dunia realita.

Lihat selengkapnya