romantisme pergerakan

Didin Emfahrudin
Chapter #1

Preambule

Namaku, Pijar Aksara.

Soal detail tentang diriku, kita bahas di belakang saja yah selengkapnya. Karena ada sesuatu yang lebih penting daripada itu. Yang sangat ingin kuberitahu padamu. Ingin kutekankan, bahwa, jangan sampai ada niatan secuil pun, engkau ingin mengakhiri hidupmu secara paksa. Seperti yang pernah kulakukan dahulu kala. Sungguh, meski kini engkau rasai nestapa duniamu menghunus bertubi-tubi. Percayalah, jika kamu sekarang bilang sedang banyak masalah. Aku lebih pernah merasai masalahmu itu sepertinya. Yang tentu lebih getir daripada kepunyaanmu tentunya.

Coba saja, apa, sebutkan?

Miskin? aku lebih tak punya uang daripadamu. Perjalanan hidupmu getir, sedang bangkrut atau kesepian? Jomblo atau baru saja putus cinta. Aku malah pernah berkali-kali dikhianati wanita. Bahkan, mereka dulu rata-rata telah menyatakan komitmennya tuk merajut mahligai denganku. Apa, apalagi! Tentang keluargamu yang senantiasa tak memperdulikan dirimukah? Aku kini malah sudah tak ber-ayah dan ber-ibu. Apa, apalagi coba? Yang kau keluhkan selama ini? Tak punya teman, relasi, pangkat, bisnis, rumah, pekerjaan atau gaji tetap? Aku dulu juga selalu merasa hidupku ini sendiri kawan.

Semua telah kulalui. Dengan tak berjeda aku mengeluh. Kenapa hidupku seperti ini saja Tuhan? Dengan polosnya, kala itu aku sempat menjadi seorang agnostik yang tak menggubris lagi pranata agama. Akupun semakin bertanya-tanya tentang kehidupan ini. Aku pertanyakan keadilan Tuhan. Kenapa aku masih di hidupkan? Bahkan, akhirnya aku nekat menjadi seorang atheis—yang mempertanyakan esensi keberadaan Tuhan. Hingga, di suatu senja yang muram. Jika saja tak digagalkan oleh beberapa orang tak kukenal. Aku kini sudah berakhir di bawah batu nisan. Itupun jika mayatku diketemukan. Lucunya, dengan tolol sekali aku pernah berusaha bunuh diri itu berkali-kali. Namun selalu saja gagal.

Namun, semua itu kini telah berubah total. Hidupku berganti haluan arah. Berotasi tanpa kusengaja. Semua itu bukan karena aku telah memiliki semua mimpi duniawiku dan isi dunia ini. Masih banyak impian yang belum kugapai. Namun aku telah mengalami perubahan besar. Karena perjumpaanku dengan sekelompok manusia istimewa. Dalam penelusuran jati diriku kemari dan kesana. Aku akhirnya dipertemukan dengan cinta, guru dan sahabat-sahabat terbaikku. Bagaimanakah kisahnya. Apa saja faktor yang melandasinya. Siapa sajakah, manusia-manusia istimewa terkasih itu. Berada dimanakah mereka. Mari saja ajak bernostalgia kepada masa-masa itu. Selamat menelusuri lorong-lorong waktu bersamaku ;

Lihat selengkapnya