"Kita kekurangan suplai," kata Eleni saat melihat isi kulkas yang sudah kosong dan hanya berisi sebuah cokelat dan berbagai bungkus kosong makanan.
"Nanti malam kita ke supermarket," balas Romero.
Eleni mendekati Romero yang tengah sibuk membersihkan bagian motor yang sudah dipereteli. "Nanti aku pakai daster supaya bisa ngutil banyak."
Romero tersenyum, "kita tidak akan ngutil sayang. Aku sudah pisahin semua ini buat dijual."
Mata Leni melihat berbagai bagian motor yang sudah bersih mengkilap berjajar di lantai. "Banyak lalat yang hinggap ke sarang."
"Mereka semua terbujuk rayuan palsu laba-laba."
"Palsu? Tapi ini semua berasal dari motor itu bukan?" tunjuk Leni pada motor matic hitam yang kini hanya tinggal rangka besinya.
"Kamu lihat ini," tunjuk Romeo sambil mengangkat sebuah besi dengan dua buah bulatan, "ini kaliper rem asli." Lalu mengangkat sebuah lagi, "ini kaliper rem palsu yang bahkan pembeli ahli pun sulit membedakannya."
"Jadi kamu bakal jual yang palsu?"
"Bukan hanya itu tapi, setelah onderdil kw ini aku pasang kembali, kujual motor dengan harga asli. Selain dapat untung dari jual onderdil asli akupun bisa untung berlipat dengan menjual motor palsu." Jelas Romero lalu berbisik, "sekali membuat sarang dua lalat terjaring."
Eleni langsung merangkul Romero, "kamu selalu tahu bagaimana membuat keadaan menjadi lebih baik."
"Itu tugas pacar yang baik bukan?"
Leni menatap romero sambil menggigit bibir bawahnya, "kamu tahu pacar yang baik tugasnya apa?"
"Apa sayang?"
Leni memberikan tanda dengan mengarahkan kepalanya ke kiri.
Romero langsung tersenyum saat melihat gundukan cucian kotor menumpuk di salah satu box yang biasa dipakai untuk menyimpan onderdil motor. "Apapun untukmu sayang."
"Kalau begitu jangan lupa dengan dalamanku di box satu lagi, pacarku yang baik," ujar Leni lalu mengecup singkat Romero. "Rinsonya ada di bawah meja, aku mau mandi dulu."
Romero geleng-geleng kepala lalu bangkit menuju meja di dalam kamar untuk mengambil rinso. Ia memilah-milih baju miliknya dan milik Eleni dan mendapati bahwa baju terbanyak milik Eleni, sementara miliknya hanya sebuah kaus dan jeans saja. "Dasar perempuan," gumamnya karena, kamar mandi sedang di pakai maka, Romero harus keluar untuk memasang selang pada keran di luar. Saat selesai memasang selang Romero mengecek kunci pagar dan melihat sebuah mobil sedan terparkir di ujung jalan. Matanya memicing mencoba melihat siapa yang berada di dalam mobil tersebut namun, terlalu jauh dan ia akhirnya mengindahkan mobil sedan tersebut dan kembali ke dalam sarang.
Dua buah ember yang biasa dipakai untuk mengganti oli sekarang menjadi tempat cucian, Romero menaruh semua baju kotor. Tiba-tiba sebuah suara mengalihkan perhatian Romero, handphonenya berbunyi menandakan sebuah telepon masuk. Ia mengangkatnya dan raut wajahnya nampak serius membicarakan sesuatu, kemudian bergegas keluar dan melihat seorang anak muda berdiri di depan gerbang. "Ok, tunggu sebentar aku ke sana," jawabnya lalu menutup telepon dan muju gerbang.