Romero dan Eleni

waliyadi
Chapter #17

Bab 15

Semua anak-anak mengeluh karena, harus lari di tengah terik matahari, padahal hari ini masih tergolong pagi tetapi panasnya sudah seperti jam 12 siang. Beberapa cowok yang sudah selesai melakukan tiga putaran keliling lapangan olah raga nampak beristirahat di pinggir lapangan. Kegerahan mereka sedikit berkurang saat Eleni mendekat dan membuat percakapan dengan sekelompok cowok kepanasan tersebut.

Eleni mengeluarkan handphonenya dan mengarahkan pembicaraan menjadi pemberitahuan kalau ia sedang mencari pembeli untuk motor pacarnya. Leni meyakinkan cowok-cowok tersebut bahwa, motor itu murah karena bodong tanpa surat-surat. Tapi, kalau mereka menghendaki ada surat, semua keperluan itu bisa diurus secara aman.

"Jangan lupanya kasih tahu teman atau saudara kalian, siapa tahu ada yang berminat," kata Eleni.

Seorang cowok kurus tinggi tiba-tiba nyeletuk. "Kalau minatnya sama yang jual motornya bisa nggak?"

"Jangan dong yang ini, tidak untuk dijual," tunjuk Leni ke dadanya.

Langsung disambut gemuruh sorak cowok-cowok tersebut dan menarik perhatian guru olah raga sehingga mereka langsung membubarkan diri. Anak-anak yang sudah menyelesaikan putaran keliling lapangan, diperbolehkan untuk ganti baju untuk menghindari mereka nongkrong di pinggir lapangan.

Bisik-bisik terdengar saat Eleni memasuki ruang ganti perempuan, mereka semua mencuri pandang. Beberapa cewek terang-terangan berbisik ketika Leni melewati mereka namun, ia sama sekali tidak menghiraukan.

"Kalau aku jadi kamu, pasti bakal aku sembunyikan cukuran itu," saran Leni pada seorang cewek yang sedang mengeluarkan perlengkapannya dan salah satunya adalah sebuah cukuran berwarna kuning.

"Nggak usah nyinyir ya," balas Briana

"Aku tidak nyinyir, cuma kasih tahu saja, kasihan kalau sampai hilang. Tahu sendirikan harga cukuran itu berapa," balas Eleni sambi tersenyum lalu sengaja melewati Jesika dan Briana.

Beberapa anak cewek di ruang ganti langsung tertawa kecil, sedangkan beberapa lainnya mengikuti saran Eleni dengan segera memasukan barang-barang mereka ke dalam tas.

Sementara Jesika hanya berdiri melihat semua cewek-cewek tertawa dan cepat-cepat mengamankan barang-barang mereka. Ia terlihat kesal sekaligus sedih dan langsung pergi ke luar kamar ganti.

Briana langsung menyusul. "Jes, mau kemana? Habis ini masih ada ulangan," jelasnya untuk mencoba menahan Jesika yang tengah akan lari entah kemana.

Jesika langsung berhenti dan berbalik, "gue bersumpah bakalan bales itu Freak Bri! Lo lihat aja nanti!"

"Gua tahu," kata Briana sembari mencoba menenangkan Jesika yang hampir menangis.

***

"You go girl!" seru Miriam pada Eleni setelah mendengar kejadian di ruang ganti tadi.

"Siapa dulu gurunya," balas Eleni.

Miriam langsung menunjuk dirinya sendiri dengan bangga, "you make me proud girl!"

"Kamu harusnya ada di sana biar bisa lihat wajahnya," jelas Leni sambil tertawa kecil.

"Len, lo nggak whatsapp gua kalau mau masuk hari ini."

Leni menepuk jidat. "Oh iya lupa."

"Kok, makin ke sini makin jarang masuk sekolah?"

Lihat selengkapnya