Sekumpulan orang-orang yang mengamati kini diam, mereka nampak bingung dengan Eleni yang sedari tadi melihat ke arah cermin dua arah. Seakan-akan ia mampu menembusnya dan melihat langsung mereka.
"Eleni....Eleni!"
Suara itu berhasil mengalihkan perhatian Eleni dari cermin dua arah, ia kembali menatap pria Gemuk yang sedari tadi duduk di depannya dan mengorek masa lalunya. "Sekarang apa?" tanyanya dengan pelan.
Pria Gemuk mulai mengambil sikap hati-hati saat bertanya, "Briana, Bobby dan Damian apa mereka pantas diperlakukan seperti itu."
Sebuah rona ekspresi kecil mulai nampak, saat mendengar nama tersebut. Leni memalingkan wajah agar tidak terlihat. Pandangannya kembali menari-nari kembali di dalam ruangan karena, sulit baginya untuk memproses pertanyaan tadi.
"Mereka tidak pernah melakukan apapun padamu Eleni, terlebih Damian."
Pandangan Leni berhenti pada pria Gemuk itu, sebuah ekspresi muncul. Sebuah ekspresi yang dinanti-nanti oleh semua orang, wajahnya nampak menyesal. "Aku rasa tidak tapi, Romero cemburu." Ingatan tentang Damian mencuat tapi, ia tidak bisa ingat lebih banyak tentang malam itu.
"Dia tahu, kau menyukai Damian."
Eleni mengangguk pelan, "aku memohon pada Romero tapi, dia tidak mau mendengar."