"Aku tahu kamu pacar yang bisa diandalkan."
Damian membiarkan Jesika memeluk selama beberapa detik, sebelum ia melepaskan diri. "Ini."
Jesika langsung diam dan menatap kunci motor yang diberikan padanya.
"Tugas sudah beres," kata Damian.
Jesika menatap heran lalu, tersenyum kecut. "Tunggu dulu! Ini belum selesai. Kita masih harus hubungin polisi dan kasih semua informasi."
"Kamu lupa sayang."
Jesika mengerenyitkan kedua alisnya. "Apa?"
"Aku bilang setuju buat bantuin beli motor, bukan bantuin balas dendammu pada Leni."
"Iya, tapi..."
"Aku pulang," potong Damian. Ia bergegas masuk mobil tanpa melihat ke belakang.
Jesika menoleh pada Briana dan Bobby, berharap keduanya membantu. Baik Briana maupun Bobby menunduk, menghindari tatapan Jesika.
Jesika berbalik dan berlari menuju mobil Damian. Ia mengedor kaca mobil sambil berteriak pada Damian untuk membukakan pintu.
Damian menurunkan kaca, "apa lagi maumu?"
"Ini belum selesai Damian! Kita belum ke polisi."
Damian memalingkan wajahnya untuk membuang kesal lalu, balik menatap Jesika. "Ini sudah selasai!" tegasnya.
"Maksud kamu?"
"Maksudnya hubungan kita sudah selesai!" Damian menaikan kacanya dan langsung tancap gas dari rumah Jesika.
Jesika mematung dan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia berbalik, "lo berdua dengar apa yang barusan Damian bilang?"
"Iya Jes," sahut Briana lalu, dengan hati-hati ia menambahkan. "Damian barusan mutusin lo."
Jesika langsung menoleh pada Bobby, ia meminta penjelasan akan sikap Damian.
"Sebentar," kata Bobby sambil mengeluarkan handphonenya. "Ini gua cek di instagram sama path, dia langsung unfollow lo. Jadi beneran Damian mencampakan lo."
Briana langsung melempar tatapan tajam pada Bobby.
Bobby mengangkat kedua bahunya. "Apa?"
Briana langsung memutar bola matanya, kemudian menghampiri Jesika. "Gua rasa lebih baik kita masuk dulu dan bicarakan hal ini dengan tenang."