Romi Dan Juli

angin lembah
Chapter #2

May I Have Your Number?

   “Mas... bisa menepi sebentar!” Gadis itu menepuk pundak Romi pelan. 

   “Saya mual mas, pengen muntah!” Juli, gadis muda itu terbata-bata bicaranya. Artikulasi kalimatnya tidak jelas. 

Si ojol absurd ini tidak begitu jelas mendengarnya, terhalang oleh helm dan suara motor trail-nya. 

    “Apa mbak?” 

Trail itu sedikit melambat. Juli sudah tak tahan, tangan kirinya membungkam mulutnya, sedang yang kanan menepuk pundak Romi sedikit lebih keras, memberi isyarat untuk lekas menepi.

Dan pertahanan jebol sudah! Belum berhenti benar motor trail itu, isi perut juli sudah tertumpah!

Gadis itu berusaha untuk membuang kepalanya kekiri menjauh dari pundak Romi, tapi sudah terlambat. Jaket ojol kuning itu tersembur muntahan. Reflek tubuh Romi menghindar kedepan, tapi karena tangan Juli yang kanan memeluk lagi pinggangnya, gadis itu ikut tertarik kedepan. Juli tidak bisa menguasai keseimbangan tubuhnya, dia tersungkur kedepan dan terlempar kekiri, dan tangan kanannya masih tetap memeluk pinggang Romi, alhasil keduanya terjerembab ke kiri jalan di rerumputan pinggir jalan. Konyol sekali mereka.

Setelah bisa menguasai diri masing-masing, Romi terbahak sendiri, tidak marah sama sekali oleh kejadian itu. Ia melepas jaket ojolnya dan mengibaskan ke udara, serta mengelap dengan cara di gesekan di rerumputan.

Dia terkejut ketika sadar Juli masih tergeletak tidak bergerak. Ia tinggalkan jaketnya begitu saja dan mendekati Juli.

   “Mbak... mbak... gak papa kan?” di guncangnya pelan tubuh gadis itu. 

Juli mengerang tidak jelas, dia berusaha duduk di bantu Romi. Sebetulnya akal-akalannya saja, pura-pura pingsan! Agar cowok itu tidak marah padanya. 

   “Maafkan saya, mas....” Kata Juli pelan. Posisinya sudah duduk begitu saja di rumput, kepalanya berada di antara lututnya.

   “Masih mau muntah?” Tanya Romi pelan. Ragu-ragu memegang tengkuk Juli bermaksud memijit pelan.

Gadis itu terlonjak kaget oleh sentuhan jari Romi yang terasa agak dingin. Romi langsung mengangkat tangannya.

   “Eh, maaf mbak! Saya tidak bermaksud kurang ajar....”

   “Gak apa mas, saya kaget saja kok, saya sudah ga apa-apa sepertinya.” Dia mendongak mencari wajah Romi.

Cowok itu tersenyum. 

   “Ayo jalan lagi, jangan kelamaan di sini, sepi.” Kata Romi membantu Juli berdiri. Lantas dijemputnya jaket ojol itu serta melipatnya sembarangan. 

   “Ini saya ada tas plastik kecil.” Juli merogoh tas selempangnya. Jaket itu di ambil dari tangan Romi sekaligus memasukkan dalam tas plastik tersebut. 

   “Ini biar saya bawa saja mas....” Juli mengikat ujung kresek itu dan memasukkannya dalam tas selempang miliknya. Romi melongo.

Lihat selengkapnya