Romi Dan Juli

angin lembah
Chapter #6

Kisah-kisah

Romi menyalakan motornya. Di layar ponsel terpampang orderan dari komperta ke Teluk Penyu. Motor matic itu milik Awan yang sedang pengen libur ngojol. Mereka tukeran motor. Dia pergi entah kemana dengan pacarnya, Indah namanya. Perempuan berhijab yang dia pacari sejak SMA. Jodoh yang tak jauh. Kawan satu sekolah! Dan lepas kuliah gadis itu bekerja di sebuah perusahaan kontraktor rekanan Pertamina yang konsen pada maintenance electrical instrument. Sedangkan Awan pekerja lepas di proyek-proyek, sama dengan Romi, di proyek seperti pengeboran minyak, perluasan refineri, ataupun smelter. Seorang welder yang namanya sudah banyak di kenal perusahaan-perusahaan. Sehingga ketika salah satu perusahaan tersebut mendapat proyek yang membutuhkan tukang las, dia pasti yang jadi kandidat pada lima besar yang mendapat panggilan pertama untuk ikut bergabung di proyek tersebut. Terkadang ada beberapa perusahaan, apabila tahu dia yang masuk, tanpa ada test aja dia. Langsung ke kepala HR untuk nego gaji.

Romi menjalankan motor maticnya sedikit ngebut. karena ada chat yang masuk di aplikasi.

  Jangan terlalu lama ya, mas....! 

Dari Gatot Subroto, di tempat dia biasa nongkrong di warung kopi depan kost nya, dia melaju lurus ke arah perempatan bluemoon, dan sign kekiri masuk Juanda lalu kencang lagi ke arah RSI Fatimah. Sampai di sana, sign kiri lagi dia, masuk ke komplek perumahan Pertamina, seberang Fatimah. Di pos sekuriti ada sedikit birokrasi. Tidak apa, sebuah rutinitas monoton mereka. Menanyakan nomor rumah yang di tuju , apa keperluannya, di tanya kartu identitas dan di ganti dengan kartu tamu, gunanya untuk taping membuka portal, yang nanti apabila kembali akan di kembalikan lagi kartu identitasnya setelah membuka portal keluar komplek dengan kartu tamu itu.

******

"Anak bukan orang sini ya?" Si Ibu di belakang Romi tiba-tiba bertanya.

Ini seorang Ibu yang tadi di jemput Romi di komplek perumahan Pertamina.

"Ibu tahu dari mana?" Romi tertawa kecil.

"Kan dari logat bisa ketahuan, nak... Ibu juga dari Jogja, berkunjung ke rumah anak...."

"Iya Bu... Saya dari Semarang. sudah lama di sini saya, Bu...."

Ah, Semarang! Kenapa juga nanya soal logat sih, Bu!  Romi geram sendiri dalam hati.

"Maaf... Anak sudah berkeluarga?" Tanya si Ibu lagi.

"Belum, Ibu...." kali ini dia tidak tertawa ketika menjawab. Karena tiba-tiba Ibu di boncengan itu mengingatkan pada sosok Ibunya.

"Oh, masih tinggal dengan orang tua to...."

Romi tidak menjawab ia pura-pura tidak dengar.

"Ibu ini ke Teluk Penyu mau ke pantainya atau ke pasar ikan?" Romi mengalihkan pembicaraan.

"Ke pantainya, mas... Pengen mendinginkan pikiran dan hati." Suara Ibu itu bernada agak berat.

Romi mendengarnya, dengan tetap diam, tapi bukan maksudnya tidak peduli, di otaknya sekarang sedang penuh bayang Ibunya. Dan itu sangat mengganggu konsennya dalam mengemudi.

Mereka sudah sampai.

Lihat selengkapnya