Rosemary's Life Story

Sofia Grace
Chapter #4

Menerima Kenyataan

Olivia segera memberi kode pada Nelly, si bungsu. Gadis remaja berusia lima belas tahun itu langsung mengerti. Dia bergegas keluar ruangan untuk memanggil perawat sementara Olivia berusaha menenangkan Rosemary yang shock mendengar penuturan ibu mereka tadi.

Ketika Nelly muncul kembali bersama dokter dan dua orang perawat, para ahli medis itu dengan sigap menaklukkan si pasien yang masih histeris. Para perawat memegangi kepala dan tubuh Rosemary yang berguncang-guncang, sementara dokter menyuntikkan obat penenang ke dalam infus gadis itu.

Beberapa saat kemudian kepala pasien yang sudah tak berdaya itu terkulai lemas. Matanya tertutup rapat. Terdengar napasnya yang tenang dan teratur. Dia telah tertidur pulas.

Martha terisak-isak menyaksikan keadaan putrinya. Ya, Tuhan, batinnya merana. Kenapa cobaan dariMu tak ada habis-habisnya? Suamiku serong terus meninggal dunia. Harta kami ludes, lalu anakku mengalami kecelakaan dan terluka parah. Bukan hanya fisiknya, tapi juga psikisnya. Kapan keluargaku bisa hidup normal kembali seperti dulu?!

Nelly merangkul ibunya yang masih menangis tersedu-sedu. Sementara itu dokter meminta penjelasan dari Olivia kenapa pasien bisa sampai terguncang seperti tadi. Gadis itu berkata bahwa ibunya tadi keceplosan memberitahu Rosemary bahwa kekasihnya telah meninggal dunia. Dokter menghela napas panjang. Dia menatap keluarga itu prihatin.

“Maafkan kata-kata saya ini. Tapi sepertinya saya perlu merekomendasikan seorang psikiater untuk merawat psikis Nona Rosemary. Kondisi batinnya benar-benar terguncang. Kalau dibiarkan terus, maka pengobatan dan terapi fisik yang dijalaninya takkan mengalami kemajuan sesuai yang diharapkan,” jelasnya hati-hati pada ketiga wanita di hadapannya.

“Lakukan saja yang terbaik buat anak saya, Dokter,” tandas Martha dengan sorot mata memohon. Sang dokter mengangguk. “Baiklah kalau begitu, Bu Martha. Selanjutnya saya mohon pihak keluarga lebih berhati-hati lagi dalam menghadapi pertanyaan pasien. Kondisi psikisnya sedang tidak stabil saat ini. Harap dimaklumi.”

Martha mengangguk. Dia sendiri merasa bersalah telah memicu emosi anaknya tadi. Selanjutnya dirinya akan berhati-hati dalam bersikap dan berkata-kata di depan Rosemary.

Lihat selengkapnya