Rotation de I'Horloge

It's Fairy
Chapter #1

part 1

Kicauan burung bernyanyi indah di langit pagi, berbaris rapi menyambut kedatangan Sang Surya yang hendak menyinari. Nadya terbangun dari tidurnya, merapikan tempat tidur dan segera mandi. Setelah selesai, ia pergi ke dapur. Terlihat seorang lelaki paruh baya yang sedang menggoreng beberapa telur untuk di santap sebagai sarapan.

“Ayah , Maaf. Nadya terlambat bangun.” Ujar Nadya lalu mengantikan posisi Ayahnya untuk menggoreng telur.

“Tidak apa, Nad. Tadi malam kamu tidur jam berapa?” tanya Ayah, sambil menata piring di meja makan.

“Jam dua belas, Yah.” jawab Nadya, lalu meletakkan beberapa telur diatas piring.

“Jangan tidur hingga larut malam, Nad. Belajar secukupnya saja! Sebentar lagi kamu Ujian Nasional, Ayah enggak mau kamu sakit.” Pesan Ayah, lalu duduk dan mulai mengambil nasi.

“Iya, Yah.” Jawab Nadya

Tin…Tin…

Suara klakson Adrian telah menyapa, Nadya segera mangambil tas ransel dan berpamitan dengan sang Ayah.

“Nadya berangkat, Yah. Assalamualaikum.” Pamit Nadya, mencium punggung tangan Ayahnya dan berlalu menghampiri Ian.

Setiap pagi sudah menjadi rutinitas Adrian menjemput Nadya, karena jarak rumah mereka yang dekat dan mereka sekolah di SMA yang sama. Nadya melangkah menghampiri Adrian yang sedang menanti kedatangannya. Seulas senyum hadir menghiasi wajah tampan lelaki itu, dan Nadya membalas senyumnya.

“Ayo!” ajak Adrian. Nadya mengangguk lalu duduk dibelakang Ian.

Adeeva Nadya, Gadis cantik dan pandai yang terlahir dari keluarga sederhana. Akibat kependaiannya, ia mampu menduduki sekolah ternama di ibu kota dengan beasiswa yang ia raih. Ayahnya hanya bekerja sebagai penjual arloji dan Bunda nya telah meninggal saat ia duduk dibangku Sekolah Dasar. Ia hidup dengan keluarga kecil dengan adannya kehadiran Ayah dan kedua adiknya, itu pun sudah mampu membuatnya bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah.

------

Setelah sampai, mereka berjalan bersama menuju kelas. Diringi dengan candaan yang dibuat Adrian, Nadya merasa selalu terhibur dengan itu. Hingga langkah mereka terhenti dan masuk ke dalam kelas.

“Pagi Nadya?” sapa Tiara.

“Pagi…, tumben kalian datang duluan. Biasanya ngaret hehehe.” Canda Nadya, lalu duduk di samping Tiara.

“Yee…, harusnya mah Lo seneng, Nad. Temennya udah berubah.” Sela Candra.

“Iya, Can. Eh tapi jangan hari ini doank loh ya.” ujar Nadya lalu tertawa, dan diikuti kedua sahabatnya.

“Apa sih apa? Rame banget nih ibu-ibu.” Tanya Adrian lalu duduk di samping Candra.

“Kepo ah.” nyolot Candra, lalu mereka tertawa lagi, akibat eksperesi wajah Ian yang lucu.

“Pagi-pagi udah kesambet aja lo pada. Aneh ihh.” Ujarnya lalu pergi ke belakang dan bergabung dengan anak laki-laki lainnya.

Bel istirahat telah berbunyi, anak-anak berhamburan keluar kelas dan menikmati waktu istirahat tersebut.

“Ke kantin, yuk! Gue laper.” Ajak Tiara.

“Hayoo…” jawab Candra. “Ayo, Nad! Jangan bilang mau ke perpus?”

“Yapz betul, maaf ya guys. Gue mesti ke perpus dulu. Bye…” ujar Nadya lalu pergi ke Perpustakaan.

Inilah keseharian Nadya, tanpa berhenti absen ke perpustakaan. Baginya, tak akan nikmat ke sekolah. Jika ia tak melihat deretan buku serta bau harum nan khas itu. Nadya sangat suka aroma buku, sesampainya Nadya segera mengambil beberapa buku untuk persiapan Ujian Nasional.

Disaat dirinya tengah sibuk belajar matematika, pipinya terasa dingin. Ia pun menoleh dan mendapati Adrian tengah berdiri di sampingnya sambil menempelkan soft drink lalu tersenyum manis, Senyuman yang tidak pernah pudar saat menatap Nadya.

“Hem.. pasti deh.” Ujar Nadya.

“Biar ada temen belajar.” jelas Adrian lalu mengambil kursi dan duduk di samping Nadya.

“Thanks.” Jawab Nadya.

Lihat selengkapnya