Rough Kill

Frisca amelia
Chapter #3

Tiga

  Penuturan komandan Muldrich membuat Nessa tertegun. Ia selama ini telah begitu kolot, menganggap orang-orang para pengedar obat terlarang yang dia tangkap adalah sebuah prestasi dan kebanggan, tetapi ternyata itu semua bukan apa-apa. Dunia hitam bahkan mungkin tidak terpengaruh oleh tindakannya.

  "Aku akan menangkap dia," cetusnya kemudian.

"Ini mungkin kesempatan untuk menggoyahkan dunia hitam kejahatan yang sebenarnya."

   Komandan Muldrich hanya mengangguk. Nessa memberi hormat dan bergegas keluar dari ruangan atasannya tersebut.

***

   Nessa dan beberapa anak buahnya bersiap. Mereka kemudian segera berangkat. Suara sirene mobil polisi terdengar menggaung di malam yang telah sepi.

  Mereka tiba di sebuah kelab malam. Menurut pengakuan Andy, Aldrich sering berada di sana. Kelab malam tersebut bisa dikatakan adalah milik pria itu, meski dikelola oleh orang lain.

  Nessa dan yang lain berjalan masuk. Suara musik terdengar yang memekakkan telinga mengiring orang-orang yang tengah menari bersama. Bau minuman keras juga menyengat hidung. Nessa dan yang lain berjalan untuk menerobos keramaian tempat tersebut. 

  "Gadis manis, temani aku menari!" ucap salah seorang pria sambil menarik tangan Nessa. Nessa segera memuntir tangan pria itu dan mendorong hingga jatuh. Pria tersebut berteriak bahwa ia tidak terima dengan tindakan Nessa. Beberapa orang berbadan kekar mendekat.

  "Ada apa ini? Kenapa membuat keributan?" tanya Aldrich yang sedang berjalan menuruni tangga melingkar.

  Melihat pria itu, Nessa segera berjalan menghampiri. Ia kemudian menunjukkan lencana polisi.

   "Kau bernama Aldrich, bukan? Kuharap kau bisa ikut dengan kami sekarang."

   "Beraninya kau!" gertak salah seorang yang berada di samping Aldrich. Akan tetapi, Aldrich segera mengangkat tangan membuat pria itu berhenti berbicara.

   "Seorang gadis cantik meminta aku untuk ikut dengannya, tentu saja aku akan ikut," ucap Aldrich sambil tersenyum. Nessa tertegun menatap pria itu. Ia sungguh tidak menyangka Aldrich begitu mudah untuk ikut, tetapi itu artinya ia harus makin waspada karena pria itu mungkin memiliki rencana lain.

   "Apa kita pergi sekarang?" tanya Aldrich sambil mengulurkan kedua tangan.

"Mungkin kau perlu memasang borgol di tanganku. Siapa tahu aku mungkin akan melarikan diri."

   Nessa menatap waspada pada Aldrich yang tetap tersenyum padanya. Segera ia memasang borgol pada kedua pergelangan tangan pria itu.

   "Tuan Aldrich!" panggil seorang lelaki saat para polisi tersebut hendak membawa pergi Aldrich.

"Apa yang kalian lakukan?" 

   "Jangan membuat keributan. Aku yang bersedia pergi dengan mereka. Urus semua urusanku sekarang!" ucap Aldrich sambil menepuk bahu lelaki itu. 

   Aldrich mengangguk. Rekan-rekan Nessa segera membawa dia. Nessa sendiri berjalan menyusul. Orang-orang di kelab malam yang tadi hanya diam melihat segera membicarakan kejadian itu.

***

   Tangan Aldrich memutar-mutar teh hsngat yang baru dia minta. Ia tampak begitu tenang meski kini berada di ruang interogasi. Dari balik kaca pembatas, Nessa dan komandan Muldrich melihat pada pria itu.

   "Dia tampak begitu tenang. Pasti ada yang direncanakan," ucap komandan Muldrich.

Lihat selengkapnya