Panggung yang megah
Permainan gitar listrik terbaik
Ributnya hiruk piruk penonton menikmati musik keras yang dimainkan.
Malam sungguh terasa panjang, tetapi getaran kerasnya musik membakar letih.
Naula postry, gadis dengan rambut blonde panjang, kaus dengan lengan yang digunting dan jeansnya, saat ini terus berjingkrak serentak dengan penonton lain, sangat menikmati permainan ‘Nol thang’ Band Rock baru yang sedang banyak digemari dikalangan penggemar musik keras itu.
“AND IF NO ONE IS PROUD, IM STILL DOING MY BEST~ ”
“Alright everyone that's all for tonight and See you next timee!!” vocalis mereka mengakhiri lagu terakhirnya untuk malam ini. Penggemar bubar dengan cepat, malam semakin larut saat konser berakhir.
“Sumpah! Mereka memang sekeren itu ternyata!!” kata naula antusias walaupun wajah letih sangat jelas diwajahnya. “Bangett!! AGHH~ untung kamu bisa nambahin duit kita buat palsuin umur, jdi kita dapet ticketnya hehe” saut siolla. gadis itu jauh lebih girly dibanding naula, rambut hitam sebahunya dengan beberapa jepit imut, crop tee orange dan shortpans. Siolla adalah teman sejak sekolah dasar, mereka berdua sebenarnya masih dibawah umur atau tepatnya 16 tahun, dan sama-sama sangat menyukai aliran musik keras itu. Mereka berdua saat ini jalan ber-iringan menuju motor vespa yang dibawa siolla untuk pulang tanpa menyadari ada seseorang yang nemperhatikan mereka sejak awal konser.
Vespa siolla memasuki gerbang belakang yang terlihat sangat mewah, bahkan hanya untuk gerbang belakang sesungguhnya. Ukiran-ukiran dipagar gerbang, halaman yang cukup luas dengan berbagai jenis bunga, lalu terlihat bangunan megah dari belakang dengan pilar-pilar menjulang, serta patung-patung seni tinggi disekitar bangunan.
Vespa berhenti tepat di depan pintu belakang bangunan. Seorang wanita yang cukup berumur menghampiri mereka dengan tergesa, dan raut kusut namun tetap terlihat ramah.
“Siolla! Liat jam berapa ini?!? Jam 1 malam! Aku yakin kalian bukan hanya ke toko buku?” sergap wanita itu sambil menepuk pelan kepala Siolla.
“Aww- Bu Martha kaya tidak tahu anak muda sekarang aja sih, lagian ini malam minggu tau bu.” Naula menahan tawanya saat Bu Martha, kepala pengurus rumah tangga di sana dan juga ibunya Siolla memukul temannya itu.
Bu Martha menoleh ke Naula sambil tersenyum “Ada yang lucu ya nona muda? Sekarang kalian masuk!” Naula akhirnya menurut dan masuk kedalam rumahnya duluan, lalu Bu Martha menarik tangan Siolla dan berbisik padanya
“Kalau jaman dulu mungkin kau sudah dipenggal membawa kabur putri mahkota sampai selarut ini.” Siolla hanya membalasnya dengan terkikik kecil.
Naula memang berasal dari keluarga Postry,mereka adalah keluarga kerajaan di negara kecil mereka ‘Portrainy’. Keluarga kerajaan sendiri saat ini sebenernya hanya bersifat seremonial atau sudah tidak terlalu berperan dalam politik di negara tapi keberadaannya masih cukup berpengaruh dalam aktifitas negara termasuk dalam menjalin hubungan baik dengan negara tetangga.
Ratu Portrainy saat ini Adalah Ratu Karinna postry atau nenek dari Naula. Awalnya ayahnya Naula lah yang seharusnya naik tahta sebagai Raja jika ibunya, Ratu Karinna nantinya akan melepas tahtanya. Namun na’as, kedua orang tua Naula mati dalam kecelakaan saat Naula berumur 8 tahun dan saat itu juga putri mahkota disematkan untuknya sebagai calon Ratu Portrainy menggantikan ayahnya.
Malam berganti pagi. Pelayan mulai membuka tirai-tirai yang ada di istana, termasuk kamar sang putri. Naula mengerutkan kening saat teriknya matahari pagi menyapa ranjangnya.
“Selamat pagi Putri Naula, anda sudah ditunggu Ratu di meja makan untuk sarapan” kata pelayan yang lalu lanjut membersihkan kamar sang Putri. Demi tuhan dia baru tidur jam 2 pagi tadi malam!! Kesal Naula dalam hati tapi tetap menuruti. Naula bergabung di meja makan setelah membersihkan diri, neneknya memperhatikan dari sebrang meja yang cukup luas untuk mereka berdua saja.
“Anak ini... Lihat kantung mata mu itu? Rambut mu juga kenapa tidak dikeringkan dulu?”.
neneknya hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan cucunya, yang agaknya terlalu barbar untuk seorang putri mahkota. Naula hanya memperlihatkan giginya lalu cepat menyantap sarapannya.
“Oh iya, paman mu akan kemari musim panas ini, dia yg akan mengajarimu apa yang dibutuhkan sebagai pewaris tahta.” kata Ratu dengan lembut. Naula menatap neneknya dengan bingung “Paman Kainan maksud nenek? Yang jutek itu??”
“Percaya deh, dia yang terbaik.” Keputusan neneknya sudah bulat ternyata.
‘Nenek tuh kenapa sih? Apanya yang terbaik! Dia bahkan terlalu muda untuk aku panggil paman, apa lagi buat ngajarin urusan istana..’ gusar Naula sambil menghela nafas di kamarnya sambil memakai seragam sekolahnya.
Paman Kainan adalah anak dari adik lelaki Ratu Karinna, umurnya pun masih 22 tahun dikarenakan ayahnya baru menikah di umur yang sudah cukup tua. “Siapa yang terlalu muda?” saut siolla yang langsung masuk begitu saja kekamar sang putri atau dia lebih suka dengan title sang temannya itu.
“Oh, ituu! kau tahu Paul rudd? Actor yang main sebagai Antman? Umurnya sudah 50'an! Dia terlalu terlihat muda dan hot untuk seseorang yg berumur, serius deh!”
“Tunggu...Naulaa~ jadi kau sukanya sama pria berumur sekarang eh?” goda siolla.
“Kalau prianya seperti Paul rudd? Tentu saja!”
“Ckck kau ini kenapa tumben sekali ngomongin soal cowok..” lalu Siolla berlalu, dan mendekati cermin di kamar membenarkan seragamnya. “Cape jomblo ya?” lanjutnya lagi.
“SI! YAL!!” lalu Naula menghadiakan timpukan bantalnya yang berisi bulu angsa.
Mereka satu sekolah tetapi tidak satu kelas karena Naula masuk kelas khusus yang disediakan pihak sekolah dan hanya berisi 6 murid yang tentu dengan orang tua yang punya pengaruh di negara atau sekolah tersebut.
***
“Serius deh anak kelas ku tuh berisik banget! Bar-bar semua tidak ada elite-elitenya” keluh siolla sambil memakan makan siangnya, mereka berdua sedang di kantin saat ini.
“Oh? Memang kamu tidak berisik gitu la?”
“Ya.... Aku berisik sih hehe tapi mereka tuh 10 tingkat diatas aku berisiknya! Jdi tidak seharusnya ada yang menyalahkan nilai ku, menyerap pelajaran aja susah!”.
Naula menopang wajahnya dengan tangan begitu ia selesai dengan makanannya, “aku yakin kelas senyap pun nilai mu akan tetap sama?”
“Tidak usah sombong ya murid kelas khusus~ Nilai kita tidak jauh berbeda wlee” ejek temannya itu balik.
“Yahh belajar emang memuakkan Hah!” hela Naula.
“Ngegosip apa sih?” sela seseorang yang langsung menepati kursi kosong didekat Naula dan Siolla.
“Gosipin kak Nolan dengan gebetan baru anak kelas 1 dong” sindir Siolla.
“Bisa-bisanya ngincer yang masih polos, udah tidak laku ya kak?” lanjut Naula.
“Dih apaan sih! Itu hoax aja, cuman kebetulan bantuin angkat bukunya aja udah digosipin macem-macem se-antero sekolah -_-' ”.
“soalnya-” jeda Naula sambil menatap Nolan menghakimi, “image mu kan terlihat begitu kak?” sambungnya.
“Bilang aja sih kalau tuan putri ini cemburu” ceplos Nolan lalu meminum minuman kemasan yang ia bawa tadi.
“No way, okay?” saut Naula dengan cuek walau hatinya berdesir sesaat.
Sekolah pun berakhir menjelang sore. Bubaran para murid terlihat memenuhi parkiran sekolah. Seperti biasa, seharusnya supir dan beberapa bodyguard menanti Naula di depan sekolah, Tapi tampaknya hari ini berbeda.
“Selamat sore tuan putri, aku yang akan mengantar anda hari ini” pria itu menyapa dan tersenyum singkat dan lalu masuk ke kursi pengemudi.
16 tahun dia hidup baru kali ini ngerasain buka pintu mobil sendiri?!! Nenek harus tau ini titik, pikir Naula. Siolla yang disebelah Naula menyenggol lengan Naula dengan sikutnya, “psst, siapa? Supir baru? Gila.. Ratu nemu supir hitam manis gitu dimana?!?”bisiknya.
“Manis?? Kamu kira dalgona coffee apa! Dia itu Paman Kainan, masa lupa la?”
“Sampai ketemu dirumah, okay?” lalu Naula langsung masuk ke kursi penumpang, dan siolla tentu saja pulang sendiri karena hanya keluarga kerajaan yang diperbolehkan menggunakan kendaraan milik kerajaan.
Suasana di perjalanan mereka cukup canggung rupanya. Senyapnya meresahkan sang putri. Naula sebenernya lebih senang mereka tidak saling bicara, namun karena neneknya selalu menekan-kan tata krama kepadanya jadi mungkin dia seharusnya berbuat sesuatu, seperti membangun obrolan sama pamannya yang sudah 5 tahun tidak ia jumpai.
“Udah lama ya tidak bertemu paman, paman makin terlihat tinggi sekarang haha”
dan Pria itu hanya melirik dan bergumam sebagai respon?
‘NYESELL BANGETT’ Teriak Naula dalam hati.
Demi garis keriput di dahi neneknya dia tidak akan pernah sok bertata krama lagi didepan pamannya itu, pikirnya.
Ternyata adik lelaki dari Ratu Karinna yaitu Mouron postry atau biasa Naula panggil dengan Tuan mouron, telah berada di istana, makanya Sang Ratu langsung memerintahkan Putra Mouron ‘Kainan’ untuk langsung menjemput Naula sebagai sambutan. Ia dan ayahnya akan tinggal di istana untuk sementara waktu dikarenakan sang Ratu butuh pertolongan adiknya itu, selain itu Kainan memang ditugaskan untuk memulai tugasnya mengajari Sang Putri Mahkota.
Begitu sampai di istana, Naula langsung naik kekamarnya tanpa memperdulikan pamannya itu. Melepas tasnya, membuang sepatu, mulai membuka seragamnya, namun terhenti di kancing ketiga saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.
“YAK! Paman ngapain masuk seenaknya!!!” teriak Naula kaget saat yang ia lihat pamannya dipintu sana (ia lupa mngunci pintu rupanya).