Royal Rock

Una
Chapter #3

Chapter 3 : I like him!

“Kamu sakit La?”

Naula akhir-akhir ini merasa jika temannya, Siolla terlihat lebih diam. “Hah? nggk kok Naula. Sakit apa aku memangnya...”

Mereka berdua sedang di kantin sekolah saat ini. Seperti biasa makan siang bersama. Naula memalingkan wajahnya dari makanannya dan menatap Siolla.

“Kamu yakin? abisnya kamu tidak seberisik biasanya” Kata Naula.

“Perasaan mu saja Tuan Putriii, Bagus juga dong kalo aku lebih kalem kan?” Balas Naula sambil tersenyum memaksakan memperlihatkan gigi putihnya. Sang Putri membalas senyumnya dan mengusak rambut temannya itu.

“Ya ya, bagusan kalem gini dehh tidak bar-bar haha” Balas Naula, Lalu memikirkan sesuatu dan kembali menatap makanannya. “Oh iya Siolla, Menurut mu kalau kita terus memperhatikan seseorang tanpa kita sadari itu kenapa ya?” Lanjut Sang Putri bertanya dengan malu. Siolla tertegun awalnya, Namu dengan cepat mengembalikan ekspresinya.

“Maksudmu memperhatikan karena tertarik? Apa menurutmu orang itu menarik?”

“Aku tidak tau sih... Aku tidak pernah berfikir dia menarik awalnya”

"Apa kau baru saja bilang bahwa kau menyukai seseorang saat ini, Naula?" Tanya Siolla yang mengerti maksud pertanyaan Naula. Naula yang terkejut dengan tebakan Siolla barusan langsung berbalik ke Siolla cepat.

"Hah? Apa maksudmu! A-aku bukanya suka, Aku cuman bilang dia terlihat lebih menarik akhir-akhir ini kok!”

“Jadi siapa orang itu? Apa aku mengenalnya?” Tanya Siolla to the point.

“Y-ya Kau tau orangnya sebenarnya..” Jawab Sang Putri malu-malu.

Apa yang dimaksud Naula itu kak Nolan ya?’ Batin Siolla, Hatinya terasa sedikit perih kalau apa yang dia tebak ini benar.

‘Tapi memang tidak ada lagi Pria yang dekat dengan Naula dan yang aku kenal kan.... Lalu gimna dengan Kak Nolan sendiri, Kalau mereka sama-sama saling suka-’

Siolla jadi melamun karena fikirannya sendiri, tanpa sadar Naula memperhatikannya yang semakin diam saja, Padahal masih banyak yang mau ia tanyain lagi.

Mungkin lain waktu saja aku tanyain’ Pikir Sang Putri.

Selesai makan siang Siolla langsung kembali kekelasnya sedangkan Naula masih di lorong sekolah memperhatikan mading sekolah mereka. Nolan yang sedang lewat di sana tidak sengaja melihat Naula lalu mendekatinya.

Nolan menyentuh bahu Sang Putri. Saat ia menoleh, Pria itu langsung menyentuhkan telunjuknya ke pipi Sang Putri. Naula sedikit terkejut tadinya.

“Ck! Apa sih kak, iseng aja” Kata Naula dengan nada kesal.

“HaHa maaf, Lagian sendiri aja disini Putri? Siolla kemana?”

“Udah masuk kelasnya lah, bentar lagi juga jam pelajaran kakak masuk sanaa”

“kamu ngusir nih ??”

“Kalau iya?” Balas Sang Putri bercanda.

“Awas ya jangan nyesal terus cari-cari aku” Ucap Nolan dan beranjak dari sana dengan berjalan mundur masih sambil memperhatikan Naula.

“Tidak akan!” Naula memeletkan lidahnya, Lalu kembali pada mading didepannya. Ia melihat poster lomba dengan kategori ‘Grup/Band’.

Kesempatan yang bagus untukku dan Siolla!’

***

Sore itu Naula kembali melakukan sesinya dengan Paman Kainan. Pamannya menjelaskan pelajaran sambil mebaca buka baru yang ia pegang. Namun tampaknya Sang Putri tidak mendengarkan malah justru mencuri-curi pandangan ke Pamannya.

Pamannya hari ini memakai pakaian tidak terlalu formal, Hanya casual switter cream yang pas di tubuhnya, dan jeans hitam. Seperti mau kencan saja, Pikir Naula.

“Fokus Putri.” Ucap Kainan lalu menatap Naula.

“Hah?”

Kainan menutup bukunya dan memusatkan perhatiannya pada Keponakannya itu. “Gimana dengan pelajaran anda di sekolah?” Kainan malah menayakan hal lain.

“Sekolah? emm biasa aja..” Kata Naula sambil memainkan jarinya di meja, Gugup diperhatikan begitu. “Biasa?” Tanya Kainan.

“Anda sebentar lagi ujian Putri, Kata biasa bukan jawaban yang tepat”

“Anda tidak lupa Ratu menginginkan Nilai yang lebih baik untuk semester ini kan?” Lanjutnya mengingatkan.

“iya iya! aku tidak lupa kok. kalau malam belajar sendiri, disekolah juga udah coba memperhatikan guru dengan benar, Tapi kalau memang otak ku yang tidak bisa menangkapnya ya jangan salahin akuu!” Kesal Sang Putri, menyesal memuji penampilan pamannya tadi kalau dia akan diceramahin begini. Kainan menghela nafasnya.

“Mulai besok sesi kita tambahin 2jam, Aku yang akan menuntun mu belajar pelajar sekolah, Tidak ada penolakan karena Ratu sudah pasti menyetujuinya” Kata Kainan tegas.

“Nambah 2jam?? 1 Jam disini sama Paman saja sudah membuat kepala ku hampir meledak!” 

“Kalau begitu mari kita uji apa kepala kepala mu beneran akan meledak?” tantang Kainan sambil menunjukan senyum kecilnya.

Degg

Naula terpesona dengan senyuman pamannya, Padahal ia tau itu hanya senyuman dengan garis kecil Tapi kenapa manis banget?!?, pikirnya.

Kainan yang melihat Sang Putri melamun memperhatikan dirinya, Bangun dari kursinya, menunduk dan mendekat dari sebrang meja meniup wajah.

Huff~

Sang Putri terperanjat dan sadar dari lamunannya. Rasa hangat langsung mengalir di kedua pipinya, memerah.

“P-Paman ngapain sih!!” Naula yang salah tingkah langsung berdiri dari kursinya.

“Membuat mu fokus Putri. Anda akhir-akhir ini melamun terus”

“Siapa yang melamun! H-hari ini udah selesaikan? aku pergi.” Sang Putri meninggalkan perpustakaan dengan terburu-buru. Kainan hanya memperhatikannya keluar sambil berpikir untuk merubah sikap Sang Putri yang terlalu sering berbicara dengan ketus. Saat Naula berniat kembali kekamarnya ia melihat Siolla lewat di ruangan tengah, dia pun teringat dengan poster dimading.

“Siolla!” panggil Naula, sambil berlari kecil menuju temannya itu. Siolla menoleh saat namanya dipanggil.

“Ya? kenapa Naula? semangat banget kamu”

“Dengar! tadi di sekolah aku liat ada poster lomba untuk kategori Grup atau Band! kita bisa nyoba ikut!” Kata Naula sambil melompat-lompat kecil, senang.

“Serius?? Berdua saja boleh??” Siolla menjadi antusia juga mendengarnya, karena dia juga mempunyai cita-cita yang sama, menjadi penyanyi Rock star.

“Aku rasa boleh. Lombanya nanti setelah ujian semester, jadi kita harus banyak-banyak latihan lagi!!”

“em- Tapi gimna dengar gitar mu Naula? Kita tidak bisa latihan tanpa gitar mu juga”

Tiba-tiba Naula jadi lesu mendengarnya. benar! dia butuh gitarnya untuk mengikuti lomba itu. kalau pun beli baru akan susah untuknya membiasakan permainannya lagi, ia sudah terlalu nyaman dengan gitarnya.

Tapi di mana Nenek menyimpannya... tidak mungkin sih nenek tega membuang gitarku

Tengah malam Naula bangun dari tidurnya. dia keluar dari kamarnya, Dan lorong terlihat sunyi dengan lampu yang memang dimatikan. Naula berencana mencari gitarnya, karena neneknya tidak akan mengizinkan kalau ia memintanya langsung.

“Kemungkinan di gudang samping dapur nenek menyuruh mereka menyimpannya, didapur pasti udah sepi jam segini” Gumam Sang Putri sambil memelankan langkahnya hingga sampai didapur.

Saat ia mencoba membuka pintu gudang, ternyata pintunya di kunci dengan gembok besar. 'Siall?!? padahal aku yakin banget ada didalam sini’ batinnya kesal, sia-sia saja ia bangun malam begini.

“Apa aku buka paksa dengan tang? tapi pasti berisik banget..”

Tiba-tiba ia terkejut saat mendengar langkah seseorang mendekati dapur jadi ia buru-buru menyembunyikan diri dibalik konter dapur. Padahal kalau dipikir buat apa dia ngumpet? kan belum melakukan apa-apa..

Naula bisa melihat kaki yang melangkah melwatinya.

Laki-laki? siapa?

Lihat selengkapnya