“Kembalikan Gitar listrik ku nenek~ Aku tau kau tidak mungkin membuangnya karena itu hadiah dari ayah” Melas Sang Putri.
Sang Ratu diam-diam menghela nafasnya lega setelah tau permintaan Cucunya itu.
“Baiklah aku akan mengembalikannya nanti jika ujian mu sudah selesai” Kata Neneknya.
“Janji ya Nek! Kalau begitu aku berangkat dulu” Naula mendekat pada neneknya dan memeluk nya, “Aku sayang nenek” Bisiknya, Lalu ia menyusul Paman Kainan untuk mengantar dia ke sekolah. selepas cucunya pergi wajahnya Sang Ratu berubang murung.
‘Maafkan Nenekmu ini Naula, Aku hanya takut kehilangan mu’ Batinnya.
Begitu bel sekolah berbunyi, Lembaran soal dibagikan dan ujian pun dimulai. Naula meneliti tiap soalnya, Terlihat susah sih tapi soal-soal yang diberikan hampir sama dengan apa yang ia pelajari dengan pamannya di sesi tambahan, Dia mulai tenang karena paling tidak Naula mengerti soal apa itu walaupun tidak tau apa jawabannya akan benar.
Dikelas lain Siolla dan Nolan juga mengerjakan ujian dengan tenang, Siolla sendiri selama menjauhi Naula dia benar-benar jadi menekuni belajarnya untuk mengalihkan pikirannya dari Nolan dan Sang Putri.
Ujian hari itu pun berakhir, Sekolah bubar lebih cepat. Sang Putri tetap tidak bisa bernafas lega karena masih ada ujian untuk besoknya. Naula berjalan menuju parkiran sekolah, Namun saat masih di lorong ia melihat Naula memasuki Ruang Musik jadi Sang Putri yang penasaran pun mengikuti nya.
Apa yang Naula lihat membuatnya bingung, Siolla bernyanyi dengan alunan permainan musik yang dimainkan teman-teman lainnya.
‘Mengapa Siolla bernyanyi untuk Kelas musik?’ Batin Naula, Namun ia tetap di sana memperhatikan mereka.
“Bagus Siolla!” Ucap salah satu temannya.
“Tapi sekali lagi ya? Soalnya lombanya kan sudah dekat jadi kau juga harus menjaga suara mu” Lanjut Orang itu.
Sang Putri mengerutkan dahinya, dia tidak percaya apa yang ia dengar barusan.
“Siolla bergabung dengan grup lain untuk mengikuti lomba?” Gumam Naula kecewa dengan teman kecil nya itu.
‘Jadi ini alasan ia menolak ikut lomba denganku?’ Pikir Sang Putri sedih.
Dalam perjalanan pulang Kainan melihat Sang Putri terlihat murung, “Apa ujian mu baik-baik saja Putri?” Tanyanya khawatir.
“Hmm Tidak tau, mungkin baik mungkin tidak” Jawab Naula lesu. dia memperhatikan keluar kaca mobil, Memikirkan kenapa Siolla seperti itu padanya? Apa dia punya salah?
Tiba-tiba Telepon genggamnya bergetar, Ia pun membuka pesan yang diterimanya.
[ From : Kak Nolan
Apa Kamu masih
disekolah Putri? ]
Sang Putri pun membalasnya.
[ To : Kak Nolan
Sudah kak tapi masih
dimobil, Ada apa? ]
Pesan masuk lagi.
[ From : Kak Nolan
Ada yang ingin aku
tanyakan, Apa aku bisa
menemui mu di luar
istana nanti? ]
Naula hanya membalasnya dengan emotikon yang mengacungkan ibu jari Tanda ia menyetujuinya.
Saat mereka sampai di istana, Sang Putri langsung turun dan berniat menuju halaman istana. Pamannya yang melihatnya berjalan berlawanan arah pun menegurnya, “Mau kemana Putri?”
“Ah, Aku mau menemui teman ku paman sebentar lagi dia kemari” Naula hanya melirik dan menjawab Pamannya sebentar sebelum melanjutkan tujuannya ke halaman.
‘Teman siapa? Siolla?’ Pikir Kainan, ia mengedikan bahunya dan masuk ke istana.
Naula sendiri duduk di bangku taman yang disediakan istana, mengecek ponselnya selagi menunggu Nolan. Tiba-tiba seseorang dari belakang menutup kedua mata Sang Putri, Ia pun sedikit tersentak.
“Ih, Siapa sih” Kesal Naula sambil mencoba melepaskan tangan orang itu dari wajahnya.
“Tebak dong?” Kata Orang tersebut.
“Kak Nolan! jangan iseng dehh lepas!” Sang Putri rupanya cukup hapal dengan suara kakak kelasnya itu.
Nolan melepaskan tangannya, Lalu mendudukan diri di sebelah Sang Putri.
“Maaf dehh aku becanda aja Tuan Putri yang terhormat”
“Becandanya tidak lucu kak, Bisa-bisa kau di tangkap karena menyentuh ku seenaknya di dalam istana kalau kau tidak lupa kak~” Ledek Naula, Mencoba membuat Kakak kelasnya itu takut.
“Jangan begitu dong, Aku kemari saja sudah gemetar” Saut Nolan ngeri, Berpikir jika ia beneran ditangkap dan di pacung.
“Jadi, Apa yang mau kakak bicarakan?” Tanya Sang Putri sambil menatapnya.
“Hm yeah Aku mau menanyakan apa kamu sedang bermusuhan dengan Siolla? Karena aku tidak melihat kalian bersama lagi di sekolah?” Tanya Nolan penasaran.
Naula kembali murung lagi dan menundukan pandangannya, Menatap sepatunya.
“Bukan bermusuhan sih, Hanya saja Siolla tiba-tiba seperti menjauhi aku. Maksudku mungkin ini karena masa ujian jadi dia begitu tapi dia bahkan membatalkan mengikuti lomba band dengan ku dan malah bergabung dengan grup lain” Jelas Naula.
Nolan menganggukan kepala mengerti situasi tersebut,
‘Apa mungkin Siolla seperti itu karena tau aku menyukai Naula?’ Pikir nya. Nolan sebenarnya ingin jujur tentang apa yang terjadi padanya dan siolla, Namun ia belum siap kalau ia juga harus jujur tentang perasaan nya terhadap Sang Putri.
Bagaimanapun juga dia hanya orang kalangan biasa dan Naula adalah Putri Mahkota.
“Tapi bukan masalah besar sih nanti aku bicarakan baik-baik pada Siolla, Kita juga tidak pernah bermusuhan lama kok” Lagi Sang Putri memilih untuk berfikir positive, Bagaimana pun juga mereka sudah saling mengenal hampir seumur hidup mereka.
“Ya kamu benar, Aku hanya mengawatirkan kalian berdua saja” Balas Kak Nolan, dengan tersenyum lembut.
Lagi-lagi Siolla secara tidak sengaja melihat mereka berdua, Jika di sekolah dia masih bisa ia maklumi, Tapi ini di istana?
‘Apa mereka sudah pacaran?’
Siolla menggigit bibir bawahnya, menahan sakit di hatinya. ia pun berbalik berniat pergi dari sana saat tiba-tiba ia menabrak seseorang didepannya, Dan terjatuh.
“E-eh Maaf Tuan- Kainan” ternyata yang ia tabrak adalah Paman Sang Putri atau Tuan Kainan.
Kainan mengulurkan tangannya, membantu Siolla berdiri, “Tidak apa-apa nona, Hati-hati lain kali” Ucap Kainan.
Siolla pun membungkukan tubuhnya dan langsung pergi dari hadapan Kainan sebelum Sang Putri melihatnya.
“Yaudah kalau gitu aku pamit dulu Naula, sebelum ditangkap penjagamu” Canda Nolan sambil bangkit dari duduknya, Tapi lalu ia melihat ada daun kering di rambut Sang Putri jadi ia sedikit menunduk berniat mengambilnya Namun terhenti saat tangannya ditahan Kainan yang telah berada disana juga.
“Apa yang kau lakukan? jangan sentuh Putri sembarangan” Tegas Kainan.
Sang Putri pun terkejut dengan kehadiran Sang Paman yang malah mengganggu temannya, Ia bangkit dan menarik lengan Kainan.