°°Bertindak semena-mena dengan semua orang tidak akan membuatmu dihargai dan berakhir menjadi pecundang, terkadang obsesimu yang terlalu tinggi membuatku takut jika kamu hanya datang untuk meninggalkan luka°°
Aku telat, beruntung pintu gerbang belum ditutup, ini semua gara-gara semalam terlalu bersemangat menulis hingga lupa jika besok masih sekolah.
Untung saja Bu Pamela belum masuk kedalam kelas menurut informasi dari Dani, anak Ibu Pamela sedang sakit dirumah sakit dan kemungkinan beliau akan datang terlambat.
Duh, tadi ada Alfa sama Rein lagi didepan kelasnya, itu bearti mereka sedang melihatku berlari di lorong kelas sambil buru-buru masuk ke dalam kelas ku.
Ini baru pertama kalinya aku terlambat selama duduk dibangku sekolah menengah atas namun, ada yang mencuri perhatiaanku siapa yang dua orang yang berada disamping mereka.
Sepertinya aku tidak asing dengan wajahnya tetapi siapa yah, sudahlah lupakan saja. Toh mereka tidak penting bagiku.
Sekarang yang aku harus berurusan dengan tumpukan soal kimia yang ada berada di tanganku ini, gara-gara telat aku disuruh memfotokopi lembaran soal kimia sama Dani. Mungkin dia ingin membalas dendam kepadaku karena telah membuatnya kesal kemarin.
Alfa mengelengkan kepala saat melihatku membawa dua tumpukan soal kimia. Apakah Ia tidak memiliki niat untuk membantuku, itu benar-benar menyebalkan.
Apa aku harus pura-pura jatuh dulu baru Alfa akan menolongku tetapi, bagaimana cara memulainya.
“Ri, Awas!.”Teriak seseorang dari arah belakang membuatku terkejut namun, terlambat bola basket menghantam kepala ku.
Hantaman bola basket yang begitu keras membuatku terjatuh bersama semua tumpukan soal kimia dan berserakan di lantai.
“Aduh!”Pekikku membuat Alfa serta yang lain menoleh kearahku.
Sial, kepala ku sakit terkena bola basket dan aku melihat Kak Huda berlari mendekat serta membantu menyimpuni soal kimia yang berserakan dilantai.
Kak Huda melayang kan pandangan nya ke semua penjuru sekolah. Aku baru sadar sejak kapan ia membawa toa, sebenarnya siapa kak Huda.
Semua guru segan terhadapnya dan ia bebas tidak mengikuti pelajaran karena patroli.
Ia menempelkan toa tersebut ke mulutnya. Membuatku merasa tidak nyaman apa yang terjadi selanjutnya.
“SIAPA YANG LEMPAR BOLA KE RIELLA!.”Teriak kak Huda membuatku tersentak kaget, ini terlalu berlebihan.
Bisa saja mereka tidak sengaja melemparku tetapi, kenapa harus sampai membuat sekolah gempar seperti ini.
Semua murid langsung keluar kelas dan mengintip bahkan menebak-nebak apa yang sedang terjadi.
Kak Huda mengambil nafas sejenak, lalu menempelkan toa tersebut ke mulutnya,
“GUE TANYA SAMA ELO PADA, SIAPA YANG LEMPAR NIH BOLA SIALAN KEARAH RIELLA. NGAKU! KALAU GAK, LO PADA BAKALAN BERUSAHA SAMA BK DAN GUE ENGGAK SEGAN-SEGAN NGURANGI POIN LO SEMUA!”
Ancam kak Huda membuat semua murid menatapnya dengan tidak suka.
Padahal lemparan bolanya tidak terlalu sakit untukku, aku sudah sering mendapatkan lemparan baik dari bola bahkan tong sampah.
Bagaimana aku akan menjalani hariku tenang tanpa adanya tatapan tidak suka dan mengintimidasi jika Kak huda seperti ini.
Aku segera berdiri dan mengambil tumpukan soal kimai,“Udah kak jangan terlalu berlebihan!.”Ucapku sambil membawa tumpukan soal kimia yang di bantu oleh Kak Huda tadi dan berlalu menuju ke kelas tanpa memperdulikannya.
Aku tahu ia melakukan hal ini demi diriku tetapi, tidak baik jika masalah sepele harus dibesar-besarkan seperti ini.
Kak Huda mengenggam tangan kiriku, lalu ia menariknya dengan paksa “Ri, berhenti atau gue bakalan kurangin poin lo!.”Ancam Kak Huda membuatku tersenyum sinis.
Aku langsung menatap manik matanya, terdapat kemarahan disana yang ditunjukan buatku. Lalu kenapa ia melampiaskannya kepada murid-murid yang lain.
Aku berjalan mendekatinya“Inget yah, Ri gak harus nurutin semua perkataan kakak, dan asal kakak tahu semena-mena kepada orang lain membuat kakak nampak seperti pecundang serta mirip dengan sampah yang harus didaur ulang.
Dengan sikap seperti itu, aku yakin kakak cuman dimanfaatin,”Maki ku padanya membuat Kak huda terperangah, ucapanku sepertinya merupakan tamparan keras untuknya.