Ruang Abu-abu

Rieldeeqa
Chapter #6

6°Mood

Perasaan ku terombang-ambing karena mood

Ruang akustik nampak lenggang, hanya ada aku dan Alfa yang datang lebih awal, aku melihat beberapa tumpukan buku serta makalah yang ada dihadapanku. Rasanya saat ini ingin ku memaki Alfa namun, niat itu ku urungkan. 

Alfa dengan senyum manisnya menyuruhku membaca semua isi makalah tentang teori musik yang membuat kepalaku pusing saat membaca baru membuka beberapa halaman.  

Sambil memijit kepalaku, aku menatapnya jengah “Buat apa ini?,” Tanyaku kepadanya. 

Alfa hanya mengangkat bahunya dengan wajah datar, “Belajar!.”Ucap Alfa terdengar seperti sebuah kutukan bagiku.

Siapa sih yang sanggup belajar teori musik dan merangkumnya dengan cepat jika bukan Alfa, aku menatapnya dengan tatapan tajam, “Kamu jahat banget!.”Omelku kepada Alfa membuatnya tersenyum lebar.

Alfa menepuk kepalaku pelan lalu mengacaknya dengan pelan, “Kenapa sih kamu suka berantakin rambutku!” Pekikku kesal, emangnya Alfa pikir tidak susah apa memperbaiki rambut. 

Alfa kemudian merapikan rambutku namun, ia menepuknya kembali.“Alfa, kamu tepuk-tepuk kepalaku mulu. Kamu pikir aku guguk!,”Omelku lagi membuatnya tertawa.

Rasanya aku ingin sekali melempar Alfa ke sungai ciliwung. Aku kesal mengapa dari sejak bangku menengah pertama ia gemar sekali menepuk kepalaku seperti aku adalah anak anjing. 

Katanya aku mengemaskan ketika marah kalimat itu membuatku muak. 

Terkadang aku berpikir Alfa kelainan karena ia selalu saja menepuk dan mengacak rambutku sehingga terlihat berantakan. 

Bagi wanita rambut adalah Aset yang paling susah diatur, Alfa tidak perlu bersusah payah untuk mengunakan conditioner dan serum rambut setiap hari, karena rambutnya pendek.

 Perlu diketahui bahwa menjadi perempuan itu sangat menyusahkan, harus pintar memadukan baju, pintar dandan, masak dan lain-lainnya. 

Sementara aku untuk memakai semua produk kecantikan saja perlu diomeli ibu dulu, tiada hari tanpa omelan dari ibu yang menyuruh untuk merawat diriku sendiri, itu benar-benar sangat merepotkan. Aku selalu saja dibilang tomboy karena tidak pandai merawat diri. 

 Tadi malam, ada perang dingin antara aku dan ibu karena harus memakai serum rambut setiap malam tetapi, aku melupakannya. Ibu tadi pagi tidak menyapaku dan melengos pergi begitu saja dari hadapanku. 

Padahal kemarin aku lupa memakai serum rambut dan hal itu menjadi masalah yang besar di rumahku, ketika ibu pulang dari berbelanja selalu menyempatkan diri untuk membeli kosmetik untukku.

 Suara deheman Alfa membuyarkan lamunanku, ia menatapku dengan tajam.

Alfa menatapku seolah-olah sedang ingin mengintrogasiku

”Kenapa kok gak fokus, daritadi gak nekan tuts padahal aku udah buat catatan ama nyari buku itu kemana-mana.”Omel Alfa kepadaku membuatku memajukan bibir lima senti meter seperti dirinya. 

“Ih yang nyuruh nyari siapa, gak ada kan,”Sungutku kepada Alfa, ia hanya menatapku penuh dengan tanda tanya. Apakah aku ada berbicara yang salah padanya, emang itu kenyataannya Alfanya aja yang mau ngerepotin diri. 

“Kamu ini, ada masalah cerita atau aku gak bakalan mau ngajarin kamu, kalau kamu gak fokus bakalan mempengaruhi sama belajarmu Ri?,”Tanya Alfa membuatku mengangguk. 

Aku menarik nafas panjang lalu menceritakan semua, ini berawal dari acara makan-makan di rumah tante MIra kemarin diakhiri dengan serum rambut.

Bu, Ri gak mau pakai baju gini, panas,”Ujarku pada ibu membuatnya menatapku tajam. 

Lihat selengkapnya