Ruang Bersamamu

F. Chava
Chapter #6

Target

Aku mengucek-ucek mata di depan layar monitor mesin ATM. Ibu benar-benar mengirimkannya. Ibu tidak bergurau sepertinya sangat menanti kepulanganku.

Di rekening milikku, terdapat saldo sejumlah 14.200.250 rupiah. Melihat nominal sebanyak itu di tabungan sendiri, sontak membuatku berjingkrak. Terbayang sudah komputer built up terdapat di kamar kos. Aku juga bisa menghemat uang bulanan karena tidak perlu lagi mentraktir Syafrie karena harus meminjam komputer miliknya.

"Bu, uangnya udah masuk."

Setelah menyadari kalau Ibu tidak main-main dengan ucapannya, aku langsung cari warung telepon terdekat dan segera mengabarinya ke rumah.

"Udah percaya?" Suara Ibu terdengar kesal. Barangkali, kalau aku tidak mengeceknya di atm, aku tetap tidak akan percaya dengan ucapannya.

Walaupun harga kopi menjulang naik, tetap saja–di kepalaku ini rasanya mustahil Ibu bisa mengirimkan uang sebanyak itu dalam sekali waktu. Itu uang yang cukup untuk biaya hidup dan biaya kuliah selama 4 semester ke depan, bahkan lebih jika mampu mengaturnya dengan baik.

"Iya, Rudy minta maaf ya, Bu," kataku menyadari kesalahan. 

Kuakui, aku salah. Namun, sekali lagi kutekankan–siapapun yang bertukar posisi sebagai aku, pasti akan melakukan hal serupa.

"Iya, Ibu maafin. Jadi, mau beli komputer dulu baru pulang?"

"Iya, Bu. Nggak apa-apa ya? Takut naik lagi harganya."

Jujur, aku khawatir sekali. Menabung selama 2 tahun lalu nominal uang yang kukumpulkan dengan menahan keinginan serta perasaan untuk memiliki barang lain demi sebuah komputer–harus berakhir tanpa arti. Tidak ada yang pasti dari krisis yang dialami sekarang ini. Aku tidak mau mengambil risiko dan membuat uang yang seharusnya cukup jika digunakan saat ini, malah sebaliknya jika aku lagi-lagi menahan diri.

"Ya udah. Kalau kamu memang mau beli. Jangan lupa hati-hati ambil uangnya di bank." Ibu berpesan.

Sebelum menutup telepon kali ini, aku merasa perlu mengucapkan ribuan terima kasih. Akan tetapi, andai aku betul-betul melakukannya, mungkin kertas tagihan teleponku akan panjang seperti struk belanja bulanan ibu-ibu.

"Bu, terima kasih, ya. Rudy janji akan pakai komputer sesuai fungsinya. Dengan komputer, Rudy pasti akan cepet lulus."

"Iya, Rud. Ibu tunggu kamu pulang."

Lihat selengkapnya