Ruang Kata

Firsty Elsa
Chapter #8

BAB 7

“Gue mau bicara, bisa?” tanya cowok yang memakai kaos hitam dan celana pendeknya. Dia sudah duduk manis di kursi belajar kebanggaan gadis yang sedang tidur di kasur itu.

“Apa lagi, sih? Ganggu banget!”

“Ini lebih penting daripada rutinitas tidur lo. Lagian baru jam delapan ngapain tidur, sih?” Raihan berdiri dan menarik selimut tebal yang menutup tubuh sepupunya itu.

“Jangan di tarik! Ihhh, ambilin jilbab dulu!” jerit Elisa yang berusaha memepertahankan selimutnya.

Mau tak mau Raihan mengambilkan jilbab instan di gantungan dekat pintu. “Nih, cepetan bangun!”

Elisa mengambil jilbab itu dan mengenakannya dengan cepat. Ia bangun dan membuka selimutnya. Wajahnya masih kesal melihat Raihan yang lagi-lagi masuk ke kamarnya tanpa izin.

“Mau lo apa, sih?!”

“Gue mau nanya.” Raihan menatap Elisa dengan serius. “Tentang Salsa.”

Mata Elisa membulat, rasa kantuknya hilang seketika. Tapi di satu sisi ia bingung mengapa ini tiba-tiba?

“Salsa? Apa?” Elisa menegakkan tubuhnya agar lebih nyaman berbicara.

“Lo kenal Salsa udah dari lama, kan? Lo pasti tahu soal keluarganya kan?”

Elisa mengerutkan kening bingung. “Lo kenapa nanya gitu?”

“Terserah gue, dong! Pengen tahu aja,” jawab Raihan sedikit ragu. “Lo tinggal cerita apa susahnya, sih?”

“Gue nggak berhak cerita sama lo. Mending lo tanya langsung sama Salsa. Gue percaya sama lo, Rai.”

***

Pagi hari ini SMA Persatuan mengadakan acara jumat bersih. Dimana akan dilakukan senam sehat bersama dan dilanjutkan dengan kegiatan membersihkan sekolah. Tim Adiwiyata sekolah sudah siap di beberapa sudut sekolah untuk memberi arahan pada siswa-siswa lain. Di kelas XI IPA 6, Kusnul dan Ody yang tergabung dalam adiwiyata sudah berdiri di depan kelas dengan seragam ekskul itu.

“Widihhh, cakep bener!” seru Arfan yang baru datang dengan motor putihnya.

“Apa lo? Iri, bilang boss!” balas Kusnul sarkas. Arfan bergidik ngeri melihat tatapan tajam Kunsul bak singa betina yang ingin memangsa.

“Idih, gitu aja marah. Orang yang cakep bajunya juga, bukan orangnya, kali!” seru Arfan yang langsung ngacir masuk kelas.

“Awas lo, Fan!” kata Kusnul geram.

“Sabar, pagi-pagi nggak baik buat marah-marah. Nanti cantiknya hilang, loh,” tegur Ody lembut.

Bersamaan dengan bel masuk berbunyi, motor matik milik Raihan tiba di depan kelas. Ia melepas helmnya dan segera masuk kelas. Namun saat sampai depan pintu, seseorang menghentikan jalannya.

“Lo nggak bareng Salsa?” tanya gadis berjilbab hitam rawis itu. Raut wajahnya terlihat khawatir.

Lihat selengkapnya