Ruang Kata

Firsty Elsa
Chapter #16

BAB 15

“Sebenernya lo punya dendam apa sih sama Salsa, Nay?” tanya Elisa to-the-point.

Hari ini Raihan dan teman-temannya melanjutkan penyidikan kasus penyebaran video Salsa. Karena kemarin pelaku tidak masuk sekolah, hari ini mereka menemui pelaku itu untuk diminta keterangan lanjut. Dan ternyata pelaku penyebaran video itu adalah adik kandung Naya. Dan lagi, dalang di balik semua ini adalah Naya sendiri. Pulang dari persami, Nata—adik kandung Naya—memberi tahu kakaknya tentang kejadian malam itu. Melihat video itu, Naya memilik niat jahat untuk menghancurkan hidup Salsa. Tentu saja dengan menyebarkannya dan membuat isu kebohongan lainnya.

“Banyak! Saking banyaknya gue nggak bisa ngitung!” balas Naya tanpa dosa. Ia memang seperti itu, gadis itu sangat percaya diri.

“Coba sebutin, gue mau denger,” tantang Riska yang mulai membuka suara. Ia sudah muak melihat tingkah Naya seperti itu.

“Oke. Dari awal MOS, gue udah nggak suka banget sama Salsa. Ditambah sama sikap sok baiknya sama Kak Azio yang ngebuat gue ditolak mentah-mentah sama dia. Gue benci banget sama Salsa. Banyak guru dan cowok-cowok di sekolah ngejar-ngejar dia cuma karna dulu dia berhasil jadi peserta terbaik saat persami! Gue nggak suka Salsa diagung-agungkan seperti itu. Harusnya gue yang ada di posisi itu!” Naya menjeda ucapannya. Ia memandang enam orang di depannya dengan tajam.

“Dan yang paling gue benci adalah, saat dulu gue berusaha deketin Raihan. Gue udah lakuin apa aja buat Raihan tapi Raihan nggak respon. Dan lagi-lagi, itu karena Salsa. Raihan sendiri yang bilang ke gue kalau dia suka sama Salsa! Tapi sayang, Salsa terlalu bodoh dengan gerak-gerik Raihan. Dan semenjak itu, gue semakin benci sama Salsa.” Naya mengakhiri ceritanya dengan menahan emosinya. Dengan gerakan cepat, Naya bangkit dari duduknya dan meninggalkan enam orang menatapnya dengan tatapan terkejut. 

***

“Video udah kesebar ke seluruh penjuru sekolah. Anak-anak udah gue suruh kumpulin semua ponsel anak kelas sepuluh,” ucap Satria setelah lima belas menit kepergian Naya. Enam orang itu masih berkumpul di ruang ambalan untuk pembahasan lebih lanjut mengenaik video itu.

“Assalamualaikum.” Suara lantang salah satu anggota ambalan terdengar dari luar. Lalu mereka masuk dengan membawa kardus yang berisi ponsel milik anak kelas sepuluh.

“Cek semua sosial media, second account, history, foto, dan video. Hapus semua yang berkaitan tentang video itu.” Raihan menggerakkan semua anak buahnya dengan cepat. Semua orang yang berada di ruangan itu dengan gerakan secepat kilat segera menghapus video-video itu.

“Yang ada passwordnya di baliknya udah ditulis,” kata Tika—salah satu yang ikut penyidakan tadi.

Tak butuh waktu lama, seluruh ponsel milik kelas sepuluh sudah bersih dari video-video itu. Setelah selesai, mereka mengembalikan ponsel itu ke pemiliknya. Lalu mereka lanjut ke kelas sebelas untuk melakukan penyidakan juga.

Sekitar pukul satu siang, semua ponsel sudah dikembalikan pada pemiliknya. Dari kelas sepuluh hingga kelas dua belas sudah dipastikan tidak ada video itu lagi. Seluruh anak pramuka menuju masjid untuk melakukan salat zuhur yang tadi tertunda karena masih bertugas.

“Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada kalian semua karena sudah membantu saya untuk menyelesaikan masalah ini,” ucap Raihan di akhir pertemuan ini.

***

Seorang gadis berjilbab instan itu sedang duduk bersantai di pinggir kolah renang rumahnya. Di sampingnya terdapat makanan ringan yang sudah tersisa dan beberapa coklat biskuit. Kakinya berayun-ayun di dalam air dengan lincah.

Ting! Fokusnya beralih pada suara denting ponsel di atas nampan. Satu notifikasi email dari nama yang tak pernah muncul pada layar ponselnya. Elisa langsung membuka pesan itu. Padahal jarang sekali dia mau membuka email yang terkadang tidak penting.

To       : Elisa Anaira

From  : Ilana Tiana

El, ini Tante Ila. Ada hal yang ingin tante bicarakan denganmu. Ini tentang Salsa. Sebelumnya tante berterima kasih banyak sama kamu karena selama ini sudah menjadi sahabat terbaik Salsa.

Elisa, kali ini tante minta tolong banget sama kamu. Tolong sampaikan pada Salsa kalau tante minta maaf yang sebesar-besarnya karena selama ini sudah meninggalkannya jauh. Tante putus komunikasi sama keluarga tante di Bandung. Tante sudah berusaha sebisa mungkin untuk menemukan Salsa. Tante sudah berusaha mencari ke Bandung, tapi ternyata keluarga tante sudah pindah. Tante bingung harus ke mana lagi, El. Tidak ada yang mengingat tante lagi.

Sampai akhirnya, suami baru tante mendapat tugas di Jakarta. Ini kesempatan tante untuk mencoba menggali info tentang Salsa. Tante cari ke beberapa sekolah terkenal di sekitar sini. Dan akhirnya ada rekan kerja suami tante yang berteman dekat dengan kepala sekolah kamu. Tante coba minta daftar nama angkatan kamu, dan akhirnya tante tahu anak tante.

Tante bersyukur banget bisa menemukan itu. Rekan kerja suami tante mencoba mencari tahu tempat tinggal Salsa. Ternyata, Allah berpihak pada tante dan berhasil menemukan keberadaan Salsa.

Lihat selengkapnya