Ruang Memori

bibliosmia
Chapter #21

Malam Pergantian Tahun

Tidak terasa malam ini adalah malam terakhir mereka semua menikmati hari liburan, dengan menikmati barbeque yang sudah tersedia rapih, ditambah dengan sosis bakar yang menggiurkan, juga dengan hidangan pelengkap lainnya. Mereka semua berkumpul di halaman belakang vila, menikmati malam yang dingin, ditemani makanan yang menumpuk, juga dengan petikan-petikan gitar Aryo yang memukau.

“Eh, games lagi dong!” kali ini Niken yang mengajak.

“Boleh-boleh, kapan lagi kita bisa kayak gini coba, besok udah ngurusin kafe, kerja, uhh.” ujar Saras yang begitu membenci kepulangan besok.

“Betul, gue dah bosen banget mainan sama pisau bedah.” Arya menimpal dengan serius.

Ok, ok, games apa?” tanya Aca, karena sudah hampir semua games mereka mainkan selama berada di vila.

Truth or Dare, games yang paling banyak dimainin sama semua orang!” jawab Saras, dan semua menyetujui.

“Aturannya gini, kita akan puter botol ini, siapa yang kena pertama kali, kita suit buat ngasih pertanyaan atau tantangan, berikutnya yang kena kedua kali langsung dapet pertanyaan atau tantangan dari yang pertama kena, gimana?” jelas Saras.

“Ok, mulai!” Aryo si raja games mulai memegang botol sirup yang sudah kosong itu, dan meletakkannya di tengah-tengah mereka yang sudah membuat lingkaran.

“1,2,3 ...” Aryo memutar botol itu lumayan kencang, dan ujung tutupnya berhenti pada Yoga.

“Ahhh, kenapa gue sih?” teriak Yoga. Dengan memberikan senyum liciknya Aryo angkat bicara, “Nggak usah suit, biar Saras yang ngasih pertanyaan atau tantangan ke Yoga, hahaha!” semua menyetujui, akal bulus Aryo tercapai dan membuat Yoga takut setengah mati.

Ok, truth or dare?” tanya Saras yang senang bukan main.

“Sayang, jangan nanya harga koleksi miniatur yang baru aku beli ya? Sumpah itu aku bohong, itu harganya lebih dari dua juta.” Yoga ketakutan membuat semuanya tertawa, begitu juga Saras yang tertawa bahagia.

“Belum juga milih udah jawab jujur aja.” teriak Saras,

“Abis aku takut!” ucap Yoga yang malu.

“Yaudah pilih dulu, truth or dare?

“Ok, Truth.” jawab Yoga dengan pasrah.

“Kita sudah kehilangan calon bayi kita, pernikahan sudah hampir dua tahun, apa yang mau kamu sampaikan ke aku, dari hati kamu yang paling dalam?” tiba-tiba pertanyaan Saras mengerucut sangat serius, yang lain hanya bisa memperhatikan Saras dan Yoga, mereka saling menatap dengan dalam, semua orang menunggu jawaban Yoga dengan tegang.

Yoga tersenyum, “Ada atau tanpa anak, Saya mencintai kamu, menyayangi kamu, seperti dulu, pertama kita bertemu!” Yoga membelai kepala Saras dengan lembut, membuat suasana menjadi haru bahagia.

“Uhhh!!” ucap Aca menggenggam kedua tangannya.

“Keren!” Arya menggelengkan kepalanya, sedang Aryo dan Yohan hanya terpelanga mendengar jawaban Yoga, yang dikenal dengan otak setengah itu.

“Emmm ...” Niken berteriak seperti seseorang yang ingin menangis. “Kenapa?” tanya Aca mewakili semuanya yang kini melihati Niken.

“Pengen nikah.” jawab Niken, kembali membuat semuanya tertawa.

“Puk, puk ,puk!” Saras membelai kepala Niken.

“Yaudah ayok ke, KUA!” jawab Aryo memegang tangan Niken seperti hendak mengajaknya berjalan.

“He! Lo pikir gue kucing diajak kawin gitu aja?” teriak Niken, membuat yang lainnya tertawa.

Kemudian permainan kembali dilanjutkan, “1,2,3 ...” botol berhenti tepat di depan Arya. “Aih, kenapa gue?” rutuk Arya.

“Ok, truth or dare?” teriak Yoga dengan cepat.

Truth.” jawab Arya tidak semangat.

“Apa yang Mas Arya rasain, sebagai kakak tertua dan langsung dilangkahi oleh si bungsu?” pertanyaan yang begitu menohok. “Nggak ada akhlak, nanyanya yah!” Arya menepok jidat Yoga, membuat yang lain tertawa.

Ok gue jawab, perasaannya biasa aja, karena Aca adik kesayangan gue, menikah dengan orang yang tepat, gue justru merasa bahagia, dan satu lagi kenapa gue nggak merasa sedih dilangkahi, karena gue juga udah punya calon istri, NGGAK JOMLO.” kata-kata terakhir Arya diucapkannya sambil sedikit menyindir Aryo.

“Hm, nyindir?” Aryo mememukul pundak Arya.

“Ya makanya cari calon istri!!” teriak Yoga dan Aca bersamaan.

Wait-wait, santai dong.” jawab Aryo, “Ok mulai lagi.” kali ini arah tutup botol menunjuk ke Aca.

Truth or dare?” tanya Arya.

Truth deh.” jawab Aca pasrah.

“Di sini ada tiga laki-laki yang berhubungan sama kamu, Mas Arya Kakak kamu, Yohan suami kamu, dan makhluk astral ini.” Arya menunjuk Aryo yang hanya mengeluarkan ekspresi datar, “Siapa yang paling Aca sayang?” lanjut Arya.

“Wooo, pertanyaannya memecah belah saudara-saudara!” Niken berteriak.

“Gokil, lo pikirin yang bener, Ca!” suruh Saras.

Aca menaikkan satu alisnya menghadap ke Arya, “Jawabannya mah simple, yang paling Aca sayang, adalah kalian bertiga.” jawab Aca.

“Pilih salah satu dong!” pintaArya.

“Kenapa harus satu, kalo ke-tiganya bisa punya ruang di hati Aca!” jawab Aca tersenyum lebar.

“Uhhh!” yang lain kompak bersorak, seolah-olah ikut terbawa perasaan dengan kalimat Aca.

Lihat selengkapnya