Ruang Publik

Alda Siti Dalilah Nursalam
Chapter #2

BAB 2

“Odoy, tolong beliin dulu air ke Mang Usep 2 roda,” Kata Emak. Odoy yang sedang duduk di motor menunggu penumpang yang memesan, langsung melaksanakan perintah sang ibu. Didaerah kami pembelian air besih masih menggunakan roda. Satu roda terdiri dari 5 derijen besar. Mang Usep yang memiliki sumber air di daerah kami. Semua warga membeli air bersih di Mang Usep.

Roda air tesebut bisa dibilang berat dan agak sulit untuk di belokkan. Terlebih jalan gang kami yang sempit membuat sangat sulit mendorong roda air sampai ke rumah. Odoy yang sedang mendorong roda tak sengaja menyenggol seorang preman yang sedang berjongkok.

“Hey cing bener ai mawa roda!” (Hey yang kalo bawa roda yang bener!) Gertak si preman itu.

“Eh enya punten A,” (Eh iya A permisi) jawab Oodoy santun.

Tapi si preman itu terus saja mengomel dan berkata yang tidak-tidak. Kelihatannya preman tersebut sedang dibawah kendali minuman keras. Odoy dapat mencium bau minuman keras, segera pergi. Odoy yang tak lagi menanggapi ocehannya, membuat preman itu sangat kesal. Tiba-tiba saja baju Odoy ditarik dari belakang, ia tiba-tiba mengancam. Orang-orang langsung keluar rumah karena mendengar pertengkaran antara Odoy dan preman tersebut. Odoy dan preman itu berkelahi. Mudah saja bagi preman itu untuk mengangkat badan Odoy yang ramping, tiba tiba saja Odoy dimasukan ke dalam sumur warga yang berada di pinggir wc umum. Sumur itu sudah surut. Semua warga berteriak. Semua panik. Emak Odoy menangis. Para bapak-bapak langsung mengamankan preman yang mengamuk itu, Odoy berteriak dari dalam sumur. Ujang yang saat itu tidak sengaja melewati sumur itu bergegas mendekati kerumunan. Ia langsung panik. Warga sibuk mencari tangga untuk mengeluarkan odoy dari sumur. 

Saat keluar dari sumur badan Odoy memar-memar, tampaknya ia masih kaget dengan apa yang baru saja terjadi. Wajahnya pucat, bajunya basah. Ia kini terduduk di depan wc umum samping sumur. Ia mengigil. Emak langsung memeluk Odoy sambil menangis melihat anaknya yang baru saja masuk ke dalam sumur. Sumurnya memang tidak terlalu dalam, tapi tetap saja itu sangat berbahaya. Odoy menceritakan awal mula kejadian ia bisa masuk ke sumur itu.

“Gitu Neng kejadiannya,” tutup Ujang di telepon.

“Ada-ada saja, kenapa sih preman itu masih berkeliaran di daerah kita. Bukannya waktu itu warga udah laporan ya ke pak RW biar dia diusir?” jawabku kesal.

“Sebenernya udah ko Neng, cuma ya gatau juga tuh preman ko bisa balik lagi. Ga ngerti juga dah,” jawab Ujang.

Baru saja tadi pagi aku merasa senang bisa mengenal teman-teman baru, sekarang moodku jadi amburadul. Meski sekarang Odoy sudah baik baik saja tetap saja perasaanku tidak tenag. Apalagi jika tau preman itu balik lagi. Benar-benar meresahkan. Aku taku seperti kejadian 4 bulan lalu. Preman itu tiba-tiba mengacak-acak jualan mamah. Dia benar-benar pemabuk menyebalkan. Tidak hanya sekali saja ia membuat kerusuhan di wilayah tempat tinggalkaku.

Lihat selengkapnya