Jelangkung
Oleh : Terajaana
Bangunan peninggalan Belanda yang kini menjadi salah satu sekolah favorit di kota kami, menjadi saksi bisu dari sebuah eksperimen supranatural yang pernah kami lakukan. Sebuah eksperimen supranatural pertama sekaligus terakhir dalam hidup gue yang sampai sekarang masih menyisakan tanda tanya besar. Dan, cukuplah jadi tanda tanya, gue gak berminat untuk mencari jawabannya. Selamanya! Tidak akan pernah!
Jadi gini...
Sore itu hujan turun cukup deras disertai dengan angin kencang. Suasana sekolah yang sudah sepi terasa semakin mencekam. Gue bersama July, Rani, Mega dan Yessy yang terjebak hujan, akhirnya memutuskan menunggu di salah satu kelas yang kosong. Entah siapa yang merencanakan, yang jelas bukan gue. Tiba-tiba mereka sepakat untuk memainkan sebuah permainan yang saat itu happening banget. Jelangkung. Sebuah permainan untuk memanggil roh halus dan berkomunikasi dengan roh tersebut.
Awalnya gue gak setuju. Bukan karena gue gak percaya dengan hal-hal goib seperti roh, jin, setan dan kawan-kawannya. Justru karena gue percaya... jadi gue menolak. Gue takut. Tentu saja, gue berkelit tidak percaya, ketimbang jujur mengakui kalau gue penakut. Tapi, mereka tetap pada pendirian mereka.
Selanjutnya, Rani dan Yessy mulai menyiapkan media pemanggilan roh. Sebuah kertas folio yang sudah mereka tuliskan alfabet dan angka, tidak lupa mereka sertakan kata 'Ya' dan 'Tidak' dibagian paling bawah kertas.
"Sinih, Jo!" seru Rani yang sudah duduk bersila di lantai menghadap kertas sambil memegang koin.
"Lha, kok, Gue?" tanya gue, menunjuk diri sendiri tepat ke muka.
"Iya. Katanya... kalau orang gak percayaan ama yang begini, justru cepet tuh entar datangnya." Yessy berkata dengan tenang sambil menggiring gue untuk duduk bersila, berhadapan dengan Rani.
"Konsep dari mana begitu? yang ada tuh setan males ama gue." gue protes.
"Udeh... sinih telunjuk lo taro sini," kata Rani sambil menarik tangan gue. Memposisikan telunjuk gw di sisi koin berhadapan dengan telunjuknya. "Ikutin gue 'Jelangkung-jelangkung disini ada pesta, pesta kecil-kecilan, datang tak di jemput, pulang tak di antar'" Rani mulai membaca mantera pemanggilan roh dengan serius dan khidmat.
Yessy nyenggol tangan gue, dengan gerakan kepala dia nyuruh gue ngikutin mantra yang di lafalkan Rani. Gue melirik July yang nyengir sambil ngeliatin muka gue yang males. Gue gak perlu melirik Mega untuk mastiin apa yang dia lakukan, paling dia nyengir lebih lebar daripada July.
Dengan sangat terpaksa, gue mulai mengikuti melafalkan mantra, mengimbangi kecepatan Rani. Suara gue dan Rani mulai selaras, bersamaan. Bahkan tarikan nafas kami saja sudah sama. 1 menit, 5 menit sampai 10 menit. Dari fasih ampe belepotan bibir gue ngelafalin tuh mantra, koin yang gue pegang bersama Rani masih tetap diam gak bergerak sama sekali.
"Kok, gak bereaksi, ya?" keluh Yessy yang sedari tadi udah berlagak seolah pimpinan eksperimen super penting. Rani berhenti melafalkan mantra dan menatap Yessy dengan wajah penasaran.
"Udah ah, capek gue. Kesemutan nih tangan ama bibir gue." kata gue sambil beranjak. Gue milih duduk di samping July, yang sedari tadi tugasnya cuma nyengir-nyengir aja. Sedangkan Mega, mendadak jadi kreatif, dia menunggu sambil membuat kaligrafi di papan tulis. Keliatannya dia berbakat di situ.
"Coba ama gue," kata Yessy dengan wajah penuh keyakinan. Rani terlihat masih bersemangat, bahkan tidak sekalipun dia melepas telunjuknya dari koin yang di taro di tengah kertas.
Yessy dan Rani mulai melafalkan mantra, "Jelangkung-jelangkung disini ada pesta, pesta kecil-kecilan, datang tak di jemput, pulang tak di antar."
Tidak sampai 2 menit, setelah beberapa kali mereka melafalkan mantra, tiba-tiba wajah mereka berubah tegang, "Yess, gerak yess!" seru Rani dengan suara tertahan. Gue, July dan Mega serentak mendekat. Ternyata kami hanya pura-pura tidak perduli, nyatanya, kami yang paling penasaran.
"Siapa, nih?" Tanya Yessy entah kepada siapa. Tiba-tiba koin yang hanya di sentuh dengan telunjuk oleh Rani dan Yessy bergerak cepat. "H... E... L... L... " Yessy mengeja sesuai arahan koin.