Ruang Sunyi

Sayyidatul Imamah
Chapter #9

9

Ramon

Ibu ada di sampingku, menatapku dengan matanya yang indah. Dia tampak bahagia dengan ekspresi seperti itu. “Ibu?” bisikku.

“Hmm?”

Badan kami saling berhadap-hadapan, aku bisa membelai kepala ibu jika mau, tetapi itu tidak bisa. “Aku boleh tanya?”

“Tentu, Sayang.”

Mataku mulai dipenuhi air mata. “Kenapa Ibu pergi?”

“Kapan?”

Air mata lolos dari mata kananku, jatuh melewati hidung dan berakhir di seprai bental. “Ibu ... pergi.”

Lihat selengkapnya