Ronan
Ronan memandang wajah putranya yang tidak lagi dapat dia kenali. Matanya mulai dipenuhi air mata. “Apa yang terjadi, Mon?”
Roman berdiri di sampingnya, tidak mengatakan apa-apa.
Ramon duduk di pinggir ranjang, tampak mengecil. “Aku jatuh.”
“Di mana?” tanya Ronan.
“Kamar mandi.”
Ronan tahu itu bohong. Anaknya pasti melakukan hal lain sehingga wajahnya lebam seperti itu. Mata anaknya membengkak sehingga dia tidak bisa melihat sinar matanya. “Bagaimana bisa?”
Ramon mendongak. “Licin.”