"Banguun" suara samar.
"Bangun mahesa..." Suara terdengar jelas.
"BANGUN!!!"
Aku terbangun dengan napas yang terengah-engah. Melihat ke kiri dan kanan. Bajuku yang putih bersih persis seperti warna tembok di ruangan itu.
"Apa yang terjadi? Aku dimana?"
Ku amati ruangan ini, tak ada satupun benda sekelilingku. Hanya aku.
Mulai ku hampiri dinding-dinding putih ini. Teksturnya lembut, seperti karpet bulu-bulu. Aku tak menemukan pintu di sudut manapun.
"Halooo! Apa ada orang di luar?" Panggilku.
Tentunya tak ada satupun jawaban. Aku harusnya tidak heran, ruangan ini aneh berwarna putih, bertekstur lembut, dan aku tidak tau pasti. Apakah aku sedang berada di sebuah bangunan? Atau jangan-jangan aku sedang di penjara di sebuah kapal raksasa.
"Huh, tempat ini membosankan."
Aku sudah berjam-jam di ruangan ini, beruntung lantainya lembut. Jadi aku bisa tiduran dengan santai.
"Tenang yaa," kataku sambil melihat langit-langit berbulu.
Entah kapan terakhir kali aku merasa setenang ini. Tak ada lagi suara berisik, tak ada lagi suara-suara jahanam yang selalu merendahkan dan menghinaku.
Seharusnya aku panik di kondisi seperti ini, tapi nampaknya. Aku merasa lebih baik.
"Eh, tapi Kenapa aku bisa di sini?" tanyaku.
Aku bangkit dari lantai empuk ini. Berdiri di tengah ruangan. Ruangan ini benar-benar sunyi. Meskipun tanpa ventilasi, tapi aku tak merasakan panas sama sekali.
Aku berjalan mengelilingi sudut ruangan. Sungguh pekerjaan yang sia-sia tentunya. Tapi aku tak tau, aku harus apa. Bahkan aku tidak merasa lapar sedikitpun.
Duduk diam di pojokan, sambil melihat sudut-sudut ruangan.
"Sumpah, aku bosan sekali" kataku menggeletak di lantai.