Perpustakaan.
Satu kata yang mendeskripsikan ruangan yang dilihat Lasse saat ini. Ruangan yang seharusnya memang ‘ruang bawah tanah’ berbeda dengan yang seharusnya. Ruangan yang dipenuhi oleh buku itu seperti sebuah perpustakaan yang di jejali bau-bau mistik yang kental. Meskipun dikatakan terlihat seperti sebuah perpustakaan, statusnya masih ‘seperti’. Berbeda dengan perpustakaan yang pernah dikunjungi Lasse ataupun dalam ingatan tubuhnya sekalipun, ruangan itu mungkin bisa di bilang seperti laboratorium sihir. Ya, mungkin seperti itu. Dengan banyak peralatan yang tidak diketahuinya, dan hanya sebagian kecil yang diketahuinya.
Mari saya jelaskan secara lebih mendetail.
Ruangan itu mempunyai rak buku yang seharusnya memang ada untuk sebuah perpustakaan dengan didalamnya berisi buku-buku tebal. Rak itu menjorong ke tembok dengan warna putih dan variasi garis berwarna hijau gelap. Ditengah ruangan, terdapat pohon besar dengan daun yang berwarna merah. Pohon itu di kelilingi oleh bintik-bintik cahaya berwarna biru. Seperti kunang-kunang namun berwarna biru, dan itu bukanlah hewan.
Dilantai bawah pohon tersebut, ada sebuah meja lantai. Meja yang memiliki kaki pendek. Satu set dengan meja, ada juga beberapa bantal untuk tempat duduk. Di sana juga terdapat beberapa lampu seperti lampu taman dengan cahaya magis yang menjadi bohlamnya. Lalu ada juga globe, tangga, buku-buku yang menumpuk, beberapa kardus, dan sebagian lagi tidak dikenali. Namun yang membuat menarik adalah adanya sebuah tungku emas disana. Tungku itu berwarna emas dengan ukiran seperti liukkan naga yang sedang menari dengan matanya yang berwarna putih perak berkilau. Udara disekitar tungku itupun berbeda dengan ditempat lain di ruangan tersebut.
“Ini adalah ruangan tempat ayahku bekerja,” jelas Zeffi, dia berkata,“dia adalah seorang Alchemist di tempat tinggalku dulu. Ini semua adalah miliknya sewaktu dia masih ada. Tidak ada yang menggunakan barang-barang ini sekarang”
Alchemist merupakan seseorang yang mampu membuat sebuah ramuan dengan ahli. Ramuan itu bisa berupa obat, penambah energy, atau bahkan racun yang sangat mematikan. Alchemist itu sendiri sangat sedikit jumlahnya di negeri tersebut. Sehingga, Alchemist sangat terpandang di negeri tersebut.
“Beliau membangun ruangannya disini agar tidak diketahui oleh orang lain karena banyak orang yang ingin menjatuhkan beliau.” Zeffi menjelaskan bahwa ayahnya merupakan Alchemist yang cukup jenius, sehingga banyak orang yang iri akan dirinya. Ayahnya pun meninggal karena dibunuh oleh orang-orang itu. Zeffi sebatangkara sejak itu karena ibunya pun sudah meninggal ketika melahirkannya. Dan dirinya memutuskan untuk berpindah dari kampung halamannya menuju tempat yang dibangun ayahnya.
“Kenapa kakak tidak belajar Alkimia saja sepert ayah kakak? Bukankah akan lebih mudah untuk perekonomian kakak daripada berkerja serabutan seperti sekarang?” Lasse sedikit tau tentang Alchemist karena ingatannya. Termasuk ilmu tentang Alchemist yang dinamakan Alkimia itu.
“Menurut Lasse, kenapa Alchemist di negeri ini sangat sedikit?”
Lasse mengerti dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Zeffi. Sedikit kesal juga karena pertanyaannya dijawab dengan pertanyaan juga.
Alkimia sangat langka dan sulit dipelajari. Itulah sebabnya jumlah Alchemist sangat sedikit.