Orang yang menyapa mereka adalah Vinyslya. Dia terlihat sangat bersemangat hari ini. Wajahnya merona indah diterpa oleh cahaya oranye dari lentera jalanan menambah pesona malam wanita itu. Gaunnya terlihat mahal namun itu adalah gaun yang terlihat sederhana dengan sedikit renda berwarna ungu malam. Gaunnya berwarna hitam selutut memperlihatkan kakinya yang mulus dan putih. Dia memakai sepatu plat berawarna hitam keunguan dan ada pita kecil di ujungnya.
Vinyslya menuntun mereka ke salah satu restoran terbaik di desa itu. Awalnya Zeffi menolaknya dengan alasan tidak mempunyai uang yang cukup untuk makan di restoran mahal itu namun Vinyslya memaksanya dan akan mentraktirnya makan disana. Tanpa bisa melawan akhirnya mereka terseret masuk ke dalam restoran. Dia juga menuntunnya ke salah satu meja yang ada dilantai dua restoran itu. Dibawah restoran itu terlihat ramai namun saat naik ke lantai dua sedikit lebih tenang dan tidak banyak orang.
Meja yang dituju mereka sudah ada seseorang yang sedang duduk dengan tenang sambil menyesap minuman di cangkir kecil diatas mejanya. Dia terlihat sangat anggun dengan pakaian berwana putih polos. Cara dia minum pun pelan dan terlihat elegan. Wanita itu terlihat sedikit familiar oleh Lasse. Apa dia pernah bertemu dengannya di masa lalu? Setelah sampai di meja itu dan ketika pandangannya bertemu dengan wanita bergaun putih itu, akhirnya Lasse ingat.
“Kakak buah?!” ucapnya tekejut dan sepertinya wanita yang dipanggil ‘Kakak buah’ oleh Lasse pun ikut terkejut ketika melihatnya.
Zeffi menepuk sedikit kepalanya Lasse dan sedikit memarahinya, “Lasse, tidak sopan berkata seperti itu!”
“uh…”
Lasse sedikit menundukkan kepalanya dan meminta maaf. Wanita itu tertawa kecil dan melambaikan tangannya, “Tidak apa tidak apa, ayo duduk. Kalian akan makan malam disini, kan?”
Wanita itu mempersilahkan mereka untuk duduk di bangku yang sudah dipersiapkan. Vinyslya pun membantu mereka utnuk untuk tenang dan menyuruhnya untuk memesan makanan apapun yang mereka suka.
Lasse adalah tipe orang yang tidak bisa mengingat nama seseorang, dia akan melupakannya dengan cepat. Namun untuk wajah dia bisa mengingatnya. Jadilah dia mengetahui wajah namun lupa namanya siapa. Baginya, otaknya sudah terlalu penuh untuk mengingat nama orang asing. Butuh beberapa waktu yang cukup lama baginya untuk mengingat sebuah nama.
“Ini adalah temanku, Witty. Mungkin Lasse kecil kita sudah bertemu dengannya secara tidak sengaja?” Vinylsya memperkenalkan wanita itu kepada Zeffi dan Lasse.
Apa maksudmu dengan ‘Lasse kecil kita’? Kamu kira aku milik bersama?
Lasse tersnyum sangat manis hingga matanya nampak sepenuhnya bulan sabit. Kakinya yang pendek bergelantungan tidak menjangkau tanah. Dia cukup senang karena bisa makan enak, ditraktir pula, di restoran mahal lagi! Dia memilih makanan yang ada di menu dengan riang, menatap penuh nafsu pada gambar yang ada di menu meskipun tidak mengetahui itu makanan apa.
“Kakak, apa disini ada susu kedelai?” wajahnya yang polos menatap Witty dengan sedikit berbinar.
Witty ikut tersenyum, “Tentu. Apa Lasse menginginkannya?”