Keesokan harinya, ketika Lasse bangun dari tidurnya, dia merasakan aura yang terpancar dari bola semalam dari kamar sebelahnya. Mungkin Witty sedang mencoba untuk memeriksa bola Kristal itu. Lasse mengangkat bahunya, tidak peduli. Perutnya sudah keroncongan, hal terpenting dan yang paling utama sekarang adalah mengisi perutnya yang kosong.
Setelah mencuci dan membersihkan dirinya, Lasse menuruni tangga dan melihat kusir mereka sedang duduk meminum teh ditemani dengan seseorang di bangkunya. Saat itu, kusir itu menemukannya sedang berjalan turun. Dia melambaikan tangannya, menyuruhnya untuk menghampirinya.
“Tuan muda, kemarilah!”
Ketika Lasse mulai mendekati mereka, dia merasa orang yang duduk disebelah kusir sangat tidak asing baginya. Belum terlihat jelas wajah orang itu karena dia sedang menunduk memakan makanan ringan yang disiapkan di meja. Lasse tidak bisa membantu tapi sedikit gelisah. Kenapa perawakan orang itu sangat tidak asing baginya? Apakah dia pernah bertemu dengan orang itu sbelumnya?
Saat sudah sampai di samping meja disebelah kusir, dia terlonjak kaget. Dengan mata terbuka lebar dan sedikit berteriak, “Itu kamu?!”
Orang itu mengangkat wajahnya yang penuh dengan senyuman cerah. Wajah itu terlihat kekanakkan dan meskipun kusam dia terlihat bercahaya. Matan coklat keemasan menatap Lasse dengan kepolosan dan kesenangan yang jenaka seolah mereka mengejek Lasse yang berwajah jelek.
Sang kusir tertawa keras dan dia berkata, “Dia bilang dia adalah Alantryas teman tuan muda dan ingin bertemu dengan tuan muda. Tuan muda, kamu mempunyai teman yang berpengetahuan, dia sangat pintar! Tidak heran, karena tuan muda juga pintar.”
Lasse, “....”
Kusir itu melanjutkan, “Ternyata benar, bahwa kamu adalah kenalan tuan muda. Nah, tuan Alantryas, silahkan mengobrol dengan tuan muda dengan akrab. Aku akan ke belakang untuk menyiapkan kuda.” Kusir itu pergi meninggalkan mereka berdua di meja.
Lasse duduk dan menatap Alantryas penuh selidik, “Mengapa kamu berpura-pura menjadi kenalanku? Kamu ingin ikut denganku?”
Alantryas menatap Lasse masih seperti tadi ditambah sedikit kesombongan terpancar dari matanya, “Ya, sedikit membosankan untuk selalu menjaga dan menjalankan tugas. Aku ingin sedikit bersenang-senang. Ah, dan juga, panggil aku Alan sebagai panggilan akrab. Dan sebagai teman lama, kita harus saling melindungi dan bersama, ya kan?” Alantryas menyeringai lebar.
Lasse sedikit mencibir dan memberinya tatapan tajam. “Bagaimana aku memberitahu Witty kalau kamu akan ikut dan dengan alasan apa kamu harus ikut denganku?”