Rubah Kecil

Ares
Chapter #17

Bab 17. Pelatihan fisik Pangeran

Cuaca hari ini cukup terik.

Tiga orang sedang berada di tengah lapang, Satu orang dewasa dengan dua anak kecil, langsung terpapar sinar matahari yang cukup panas. Mereka sedang di beri interuksi untuk berlatih memperkuat tubuh mereka.

“Namaku Lexus Paragne, kalian bisa memanggilku Lexus. Tidak perlu pakai embel-embel.”

Lexus Paragne merupakan pengawal pribadi Ratu sekaligus teman masa kecil Witty. Dia adalah pengguna Seni Bela Diri dengan penggunaan senjata pedang. Tubuhnya kekar namun ototnya tidak berlebihan. Dengan mata almond yang lembut dan tajam menatap kedua anak setinggi pinggangnya itu. Wajahnya tampan dan tegas dengan alis pedang dan hidung mancung dan dagunya yang lancip. Dia adalah tipe pria kuat yang ramah.

Lexus menjelaskan tentang pelatihan kali ini adalah dengan memperkuat tubuh. Meskipun para pengguna seni selain Seni Bela Diri dan Seni Tempa tidak terlalu membutuhkan fisik yang kuat, namun fisik kuat juga dibutuhkan. Kebanyakan penyihir dan alkemis memiliki fisik lemah yang merupakan kelemahannya. Karena para penyihir lebih mengutamakan pendalaman energi roh daripada melatih fisik dan para alkemis lebih mengutamakan teknik penyulingan. Itu satu kelemahan penyihir dan alkemis.

“Jika beruntung, kalian juga bisa berlatih teknik senjata yang cocok untuk kalian gunakan. Mempelajari lebih banyak seni, lebih bagus. Namun kalian juga tidak perlu memaksakan diri. Karena setiap orang memiliki kekuatan inti masing-masing.”

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, setiap orang mempunyai energi roh di dalam tubuh mereka. Namun tidak setiap orang dapat membangkitkan kekuatan sejati dari energi tersebut. Setiap orang memiliki bakat alami dalam diri mereka yang terpendam. Dapat mempelajari bela diri, bukan berarti bisa mempelajari alkimia. Meskipun ada orang yang bisa mempelajari lebih dari satu seni, namun tetap, seni yang merupakan bakatnya akan lebih kuat daripada seni yang dipelajari lainnya dan seni lainnya akan lemah.

Ada banyak orang yang ingin mempelajari Seni Bela Diri, namun setelah melatih fisik mereka dengan keras tetap tidak membuahkan hasil. Fisik mereka meskipun bertambah kuat, masih terbilang lemah untuk mempelajari seni bela diri, dan jika dilanjutkan akan membahayakan tubuh mereka sendiri. Ada banyak orang yang ingin berlatih Seni Alkimia

Mayoritas manusia adalah tidak mempunyai kemampuan untuk Seni Perlengkapan Diri. Meskipun mereka mempunyai energi roh namun mereka tidak bisa menarik keluar kemampuan sejatinya. Sedangkan untuk orang yang sudah berhasil mempelajari Seni Perlengkapan Diri, mayoritas adalah Penyihir dan untuk yang paling langka adalah Penempa.

Pelatihan fisik dimulai dengan yang lebih ringan terlebih dahulu. Mereka mengelilingi lapangan berjalan dan berlari secara bersilangan. Satu kali putaran mereka berlalri dan sekali putaran berikutnya mereka berjalan, itu dilakukan secara berulang hingga pada putaran ke-20 mereka berhenti. Itu masih dalam tahap awal untuk memanaskan dan membiasakan tubuh terhadapa latihan.

Selanjutnya mereka diminta untuk mengangkat tongkat tanpa menggunakan energi. Tongkat ini bukanlah tongkat kayu yang ringan, itu ada otngkat batu yang berat. Meskipun tidak terlalu berat, mereka tetap membawa beban yang cukup untuk membuat tangan sakit jika mengangkatnya selama beberapa waktu. Apalagi mereka masih anak-anak.

Latihan fisik ini, menurut Lexus, merupakan latihan fisik dibawah standard dan sangat ringan jika dibandingkan dengan pelatihan fisik pada umumnya. Dan ini merupakan pelatihan untuk para seni non-bela diri dan untuk anak-anak, jadi tidak berat.

Yah, ini menurut Lexus. Lasse yang bukan dari dunia ini tidak tahu standar kebugaran di dunia ini sampai batas mana. Selain itu, tubuh yang sekarang ditempatinya sangat lemah, dan menganalisis dari ingatan pemilik asli tubuh, dia tidak pernah mengalami pelatihan fisik, dia tidak mengeluarkan terlalu banyak tenaga dalam kehidupan sehari-harinya. Mungkin, tenaga yang dia gunakan hanya pada bermain, itu pun tidak terlalu sering. Pemilik asli tubuh ini lebih seperti seorang anak yang belajar menjadi sarjana, dia menghabiskan sebagian besar waktu untuk belajar, membaca, dan berdiam diri di perpustakaan di kediamannya. Tidak heran, saat dihadapkan dengan pelatihan fisik seperti ini, meskipun terbilang biasa dan tidak berat, tubuh ini masih kelelahan ekstra. Tubuhnya mulai sakit, keringat membanjiri tubuhnya seperti aliran sungai.

Aih.. Aku tidak terlalu suka tubuh ini. Terlalu lemah!

Lihat selengkapnya