Rubah Kecil

Ares
Chapter #19

Bab 19. Pangeran bertemu Jiwa Roh

Gadis itu melihat kearah Lasse dan tersenyum ramah kepadanya namun entah kenapa dia tidak suka senyuman itu.

«Yo, Lasse. Atau bisa ku sebut... Dean?»

Lasse terkejut sebenarnya karena dia bisa mengetahui nama nya sewaktu di kehidupan sebelumnya. Namun dia tetap tenang dan tidak menunjukkan ekspresi yang berarti. Gadis itu berjalan mendekati Lasse dengan mengelus lembut kupu-kupu yang ada di tangannya itu.

«sebenarnya aku tidak menyangka kita akan bertemu secepat ini. Aku cukup tertarik denganmu karena kau bisa membuat Roh Hutan menyukaimu sampai memberikan kekuatan untukmu»

Maksud dia hewan yang ada di hutan? Bukankah dia hanya memakan apelnya?

Gadis itu tertawa kecil dan menerbangkan kupu-kupu itu ke langit. Ketika perhatian Lasse teralihkan oleh kupu-kupu itu, Gadis itu menyerangkan secara tiba-tiba dengan menebaskan sebuah sabit besar kearahnya. Untungnya Lasse segera menyadari tindakannya dan menghindar dengan waktu yang singkat meskipun dia terluka namun itu tidaklah dalam berkat refleknya yang cepat. Dia bisa menghindari luka fatal yang disebabkan oleh sabit gadis itu.

«Ho~ kau bisa menghindarinya ternyata»

Gadis itu segera menghampiri Lasse dengan kecepatan tinggi dan menyerangnya dengan sangat brutal. Namun anehnya Lasse dapat menghindari seriap serangan yang di lancarkan oleh gadis itu. Jangan tanyakan pada Lasse, dia pun kebingungan dengan refleknya yang tiba-tiba bagus itu.

Gadis itu terus menyerang, dirinya mulai kesal karena setiap serangannya tidak dapat mengenai Lasse. Lasse sendiri membaca pola serangan di gadis dan mencari peluang untuk dirinya menyerang. Namun rasa ragu mulai menyerangnya, selain dirinya ragu dapat mengenai gadis itu, tapi gadis itu juga termasuk perempuan dan laki-laki sejati tidak akan menyakiti perempuan. Dan apa yang dibicarakan sekarang? Tidak ada waktu untuk memikirkan laki-laki sejati atau bukan, nyawanya sekarang sedang terancam! Mana mungkin dia memikirkan itu sedangkan dirinya akan mati disini!

Tunggu, bukankah ini dalam pikirannya, memangnya bisa mati ya?

Argh! masa bodoh dengan itu! Sekarang dirinya harus menyelematkan nyawanya untuk menghindari kemungkinan terburuk bahwa dirinya akan mati disini jika tidak melawan.

Setiap serangan diteliti dengan baik Lasse. Gadis itu tau kalau pola serangannya terbaca dan dia pun mengubah pola serangannya dengan yang baru dan itu membuat Lasse kesulitan dan harus beradaptasi dengan pola kali ini. Namun serangan kali ini lebih cepat dan rapi, hampir tak ada celah untuk bisa melawannya. Bahkan sekarang pakaian yang dipakai Lasse mulai di penuhi robekan dan bercak darah dimana-mana. Lasse menjauh dari gadis itu dan gadis itu pun membiarkannya mengambil nafas. Gadis itu tersenyum miring, menyeringai dengan kejam.

Namun tidak seberapa lama, gadis itu kembali menyerang Lasse. Namun kali ini Lasse tidak membiarkannya melukai dirinya lebih jauh. Dia juga langsung menyerang. Ini pikirannya! Pasti dia bisa melakukan sesuatu! Misal dengan membayangkan senjata dan senjata itu akan muncul? Benar juga!

Lasse kembali menjauhkan dirinya dengan gadis itu dan mulai memejamkan mata membayangkan bahwa sekarang dirinya sedang memegang senjata terkuat yang bisa mengalahkan sabit milik gadis itu. Tangannya mengeluarkan cahaya dan muncullah sebuah senjata sabit sama dengan gadis itu namun dengan cahaya yang membuatnya nampak berkilauan. Gadis itu terpaksa mundur karena dirinya merasa terancam dengan senjata yang di keluarkan oleh Lasse.

Lasse maju menyerang gadis itu dengan sabitnya dan memhuat gadis itu kewalahan menghadapinya. Selain itu juga, dia tidak bisa balik menyerang Lasse dan hanya bisa berlindung dari serangannya. Sampai akhirnya gadis itu terpojok dengan luka yang tak kalah banyak dengan yang Lasse punya.

Dentingan senjata memenuhi udara disana, taman yang tadinya indah dipenuhi bunga sekarang terlihat sangat berantakan hampir tidak bisa dikenali lagi sebagai taman bunga. Gadis itu hanya bisa bertahan sejauh ini dan hanya beberapa kali mempunyai kesempatan untuk menyerang itu pun tidak banyak. Saat dirinya lengah, Lasse mementalkan sabit besar gadis itu hingga terlempar jauh dan tidak bisa mengambilnya.

Lasse menebaskan sabitnya ke arah gadis itu. Gadis itu tidak bisa melawan lagi dan hanya bisa menyerahkan diri.

Namun sabit Lasse tidak menyambutnya dan berhenti beberapa senti dari lehernya. Lasse menghela nafas dan menghilangkan sabit siapa-yang-tahu-darimana-itu dari tangannya. Gadis itu nampak kebingungan.

«Kenapa kau tidak membunuhku?»

"Aku tau, kamu tidak berniat membunuhku. Kamu tidak mempunyai niat yang jahat atau mencoba membunuhku." Gadis itu tersenyum yang sekarang nampak sangat cantik di wajahnya. Gadis itu mengibaskan tangannya dan dalam sekejap taman yang tadinya sangat hancur itu kembali seperti semula seperti tidak pernah ada pertempuran disana.

«Bagaimana kamu tau kalua aku tidak mempunyai niat jahat terhadapmu? Aku sekarang bisa membunuhmu jika aku mau»

Lasse menghela nafasnya merasa lelah dan terduduk di dekat pohon yang besar, rindang, dan teduh. Dia merasa lelah mungkin mentalnya yang lelah karena mengingat dirinya bukan di dunia nyata melainkan dalam pikirannya sendiri. Bertarung menguras tenaganya bukan dalam artian sebenarnya karena dia hanya duduk saja, energinya yang terkuras habis.

Lihat selengkapnya