Karena Lasse sudah menyetujui untuk mengikuti Witty untuk mengurus masalah politik dengan Kerajaan Xerxes, mereka mulai berkemas dan bersiap. Untuk Lasse sendiri, dia mempersiapkan segala cukup cepat dan tidak menghabiskan waktu lama karena dia tidak mempunyai barang yang banyak.
Dua hari berikutnya, putri pertama Yang Mulia Ratu, Putri Sarah, datang mengunjungi Yang Mulia. Dia berada di bangku taman bersama dengan seorang lagi disebelahnya. Orang yang disebelahnya adalah Putri Keempat Kerajaan, Putri Delina. Mereka duduk dengan tenang menunggu Ibu Ratu mereka, Yang Mulia Ratu Witty.
Lasse sudah bertemu dengan Sarah dua kali. Pertemuan pertama ketika dia sedang berlatih Alkimia di tempat pelatihan istana. Itu adalah satu tahun ketika dia menginjakkan kaki di kerajaan ini. Saat itu, dia mencoba untuk memurnikan sebuah pil yang tingkatannya lebih tinggi dan kuat. dia selalu gagal dalam percobaannya, dan lebih bingung dengan apa yang harus dilalkukannya untuk membuat pil itu berhasil di murnikan. Untungnya, tungku yang dipakai oleh Lasse adalah tungku yang cukup kuat sehingga tidak mudah untuk meledak.
Pada saat percobaannya untuk yang kesekian kali, Sarah datang dengan buku di tangannya. Dia sepertinya datang untuk meminjam beberapa buku dan secara tidak sengaja merasakan fluktasi energi roh di ruangan yang tidak jauh dari tempatnya meminjam buku. Karena penasaran, dia mengahmpiri ruangan itu dan membukanya.
Saat membukanya dia bertemu dengan wajah bayi Lasse yang sedang mengerut. Disekitanya dikelilingi oleh berbagai macam tanaman serta perlatanan dan buku-buku yang berserakan dan bertumpuk. Lasse sedang membaca sebuauh buku dengan wajah yang sangat serius, tapi ekspresinya menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak mengerti apa yang ditulis dalam buku itu.
Sarah merasa sedikit lucu. Entah dia harus menangis atau tertawa, melihat ruangan tempat latihannya dulu sekarang menjadi seperti kapal pecah. Namun ketika dia melihat wajah Lasse yang serius, tidak bisa membantu tapi hatinya melembut banyak. Dia masuk ke dalam ruangan dan menghampiri Lasse. Dia sepertinya terlalu berkonsentrasi sehingga tidak mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki.
"Hai, adik kecil. Sepertinya kamu dalam kesulitan?"
Mendengar suara seorang wanita disampingnya, meskipun suara itu terdengar menyenangkan tapi tetap saja membuat Lasse terkejut. Dia dengan kaget melihat ke samping dan mundur, menyeret pantatnya hingga punggungnya manbrak tumpukan buku membuatnya jatuh berserakan di lantai.
Dengan mengelus punggungnya yang sedikit sakit, dia memandang Sarah dengan waspada, "Siapa kamu?"
Lasse ingat bahwa ditempat latihannya saat ini hanya ada dirinya seorang tanpa ada seorangpun. Gio dan Lexus sedang pergi untuk suatu urusan, dan Ellys sedang mengunjungi Witty di istananya, dia secara otomatis sendirian di tempat ini. Dan juga, tempat latihan ini sangat tertutup dan dilapisi mantra tidak terlihat, tidak sembarang orang bisa masuk. Jadi, bagaimana orang ini bisa menerobos masuk?
Sedangkan untuk Sarah, dia sebelumnya sudah diberitahu oleh Witty tentang Lasse saat dia mengunjungi istana sebelum kesini. Jadi dia tidak merasa terlalu terkejut kalau ada orang lain di tempat pelatihan istana ini.
Karena melihat Lasse yang sangat waspada terhadapnya, Sarah menghela nafas. Dia memperkenalkan dirinya sebagai anak dari Witty dan dengan alasan tertentu datang kesini. Serasa beban terangkat dari badannya, Lasse melemahkan kewaspadaan sebelumnya terhadap Sarah.
Tidak heran bahwa dia ada disini, karena termasuk dari putri kerajaan tentu saja dia bisa masuk ke tempat ini sesuka hatinya tanpa perlu khawatir tentang apapun.