Perjalanan mereka menuju Ibukota dilanjutkan setelah dua hari menetap. Tidak ada masalah dalam perjalanan. Sesekali mereka akan menjalin hubungan dengan beberapa orang yang juga sedang melakukan perjalanan dalam tujuan yang sama atau berbeda.
Dibutuhkan waktu sekitar satu hari dalam perjalanan mereka untuk sampai di pintu gerbang Ibukota.
Setelah memberikan token kerajaan, dan setelah pemeriksaan mereka memasuki ibukota yang megah.
Banyak orang-orang berlalu lalang. Ada yang berpakaian mewah yang membawa banyak prajurit, ada para pedagang yang sederhana, ada pria besar yang kasar dan taguh, sampai para pemulung dan pengemis, mereka terlihat di setiap sudut kota.
Lasse sedikit antusias memperhatikan bangunan, gaya pakaian, dan orang-orang.
Mereka yang berpakaian unik dengan sihir bersama mereka yang sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja membuat perhatian Lasse sedikit terganggu. Meskipun dia sering melihat orang-orang seperti itu dalam beberapa tahun terakhir, tidak terelakkan kalau dirinya masih menyimpan rasa antusiasme yang cukup tinggi terhadap orang-orang di dunia ini.
Mata hitamnya berkilauan dengan indah saat menatap, meskipun dia berwajah sangat tenang.
Sebelum dia pergi, warna matanya yang biru diubahnya menjadi hitam agar tidak menarik perhatian. Mata birunya identik dengan anggota kerajaan dan memungkinkannya dikenali seseorang. Selain itu, dia datang dengan identitas sebagai orang luar bukan dari Kerajaan Luxerus. Bagaimanapun juga, dirinya bukan bagian dari kerajaan Witty dan meskipun Witty ingin mengangkatnya sebagai Pangeran, dirinya belum melakukan upacara untuk menjadikannya sebagai pangeran. Dirinya pun tidak menginginkannya karena akan mengganggu.
Witty tidak mempermasalahkan apapun tentang Lasse. Dia awalnya sudah mempunyai tebakan dalam hatinya bahwa identitasnya tidaklah sesederhana seorang adik dari gadis desa. Dengan mata biru dan aura bangsawan yang dipancarkannya, pasti orang akan tahu bahwa dia adalah keturunan bangsawan yang tinggi.
Namun Witty tidak pernah menanyakan asal ataupun usulnya dan hanya membimbingnya dengan niat agar Lasse menjadi kuat dan dapat mempertahankan dan melindungi dirinya sendiri. Saat dia meminta menyembunyikan identitasnya sebagai orang penting dan mengubah warna matanya, Witty langsung menyetujuinya tanpa bertanya apapun. Itu membuat Lasse lebih nyaman dan secara tidak langsung menanamkan kebaikan Witty di hatinya.
“Wah, sekarang kita berada di kota kerajaan!”
Linda daan Lindi bergegas berkeliling untuk melihat-lihat, ditemani dengan Gio dan Delina. Sedangkan Lasse, Osari, dan Lexus dibelakang berjalan dengan santai memandang sekitar dan mengobrol ringan.
Setelah beberapa waktu berlalu, mereka berkumpul kembali di alun-alun dengan barang-barang yang mereka beli. Lexus memandang mereka dengan tidak beraya melihat barang-barang yang dibeli oleh empat anak yang seperti baru melihat kota kerajaan, padahal mereka sendiri anggota kerajaan.
Lexus tiba-tiba melirik ke arah Lasse yang masih tersenyum kecil, meskipun di ujung mulutnya sedikit berkedut.
“Kami akan berpisah disini.” Ucap Lexus kemudian.
Lasse melihatnya, dia tersenyum lebih. “Yah, dari sini aku akan pergi sendiri. Terima kasih Lexus, sudah mengantarku.”