Blurb
Sampai di depan rumah itu kudengar suara laki-laki dan perempuan merintih kesakitan. Bulu kuduk meremang, apakah Ibu ada di dalam sana? Aku masuk ke dalam mencari suara itu mengendap-endap. Dalam ruangan besar ini samar-samar terlihat seseorang duduk di pojok ruangan bercahaya minim, orang itu menangis, dan anehnya menyebut namaku.
"Amora, oh, Amora."
"Kamu siapa? Mengapa tahu namaku?" tanyaku heran. Lelaki asing dengan suara aneh dan lirihnya menyetrum sampai debaran dadaku, dia menyebut namaku.
Perlahan dia mengangkat kepalanya menghadap ke arahku masih duduk memeluk diri. Aku tidak begitu jelas memandanginya, karena dalam ruangan itu cahayanya diterangi lilin-lilin yang menyala.
"Tolong, tolonglah aku, Amora. Aku ingin pergi dari sini, Amora," lirihnya, aku bingung sekaligus merinding.
Cuma beberapa saat, kemudian terdengar rintihan perempuan seperti sedang disiksa. Aku menoleh pada sumber suara. Apakah itu ibuku? Kurasa itu bukan suaranya.
Saat kaki ini melangkah mendekati tempat di mana sumber suara berasal, lelaki tadi menghilang. Tidak ada lagi, ke mana dia? Cepat sekali perginya. Kemudian aku tidak lagi berpikir apa pun.
****
Impian Amora akan kebahagiaan ibunya memiliki cinta dan rumah terwujud oleh ayah sambungnya yang ternyata menyimpan rahasia masa lalu mengerikan. Setelah menempati rumah baru, justru teror sisi kelam rumah itu yang berkaitan dengan masa lalu ibu dan ayah sambungnya masing-masing, jadi ujian besar untuk keluarga baru Amora. Akankah mereka bisa menyelesaikan semuanya dengan bahagia atau penyelesaian?