Pukul 7: 35 Biru sudah duduk di sofa kantor yang tak terlalu empuk baru ada OB yang datang, OB itu memberi Biru secangkir teh hangat. Apa Biru datang terlalu pagi? Sebenarnya menurut OB yang tadi mengantarkan biru teh, jam masuk kantor 7 : 45 tetapi terkadang ada saja yang datanganya jam 8 lebih.
Satu persatu karyawan datang, ada yang langsung duduk di meja kerja ada yang menyantap sarapan, mungkin. Karena beberapa orang yang datang membawa sekantong keresek yang Biru perkirakan itu isinya bubur ayam. Tentu saja Biru sudah sarapan nasi kuning buatan bu Ningsih jadi dia menunggu pak Ridwan dengan perut yang sedikit penuh.
Hari ini Biru dijadwalkan bertemu pak Ridwan dulu nantinya beliau yang akan mengarahkan Biru terkait pekerjaannya nanti. Jam menunjukan pukul 7: 49 pak Ridwan pun sudah dapat dengan beberapa kantong keresek di tangannya, sepertinya juga berisi bubur ayam, dan beberapa jenis makanan lainnya. Biru kembali menunggu, karena walaupun pak Ridwan sudah datang dirinya masih harus menunggu beberapa menit lagi.
Sudah bosan menunggu, akhirnya Biru masuk ruangan pak Ridwan, ruangan yang tidak begitu luas tapi cukup nyaman untuk bekerja, di ruangan itu ada meja kerja berwarna hitam dengan kursi senada, sebuah lemari arsip barang kali dan juga rak buku yang terbuka jadi kamu bisa tahu buku apa saja yang ada di sana. Pak Ridwan mempersilakan Biru duduk dan langsung memberi setumpuk kertas untuk dikerjakan Biru.
Dengan tangan yang masih sedikit perih biru membawa kertas-kertas itu ke mejanya, dengan diantar pak Ridwan tentunya. Sesampainya di ruang kerja Biru dikenakan ke staf lain.
Ada beberapa staff yang dikenalkan, Biru tidak mengingat nama mereka. Dirinya akhir-akhir ini memang sulit mengingat sesuatu, padahal dulu sekali dia selalu ingat bahkan detail kecil pun dia ingat.
"Baru keluar dari rumah sakit kamu?" seseorang yang berada di sampingnya bertanya.
"Iya, ini kemarin terjadi kecelakaan kecil."